Halaman

Total Tayangan Halaman

Selasa, 22 November 2011

tugas PIP desa Karangdadap


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
 Menumbuhkan, mengembangkan dan memajukan atau membangun usaha tani dari petani, khususnya Negara-negara yang sedang berkembang akan berjalan lamban sekiranya pendekatannya hanya ditekankan pada bidang biologis dan teknologis.
Membangun usaha tani, khusus di negara-negara yang sedang berkembang nyatanya lebih cepat tercapai, kalau pendekatan-pendekatan biologis, dan teknologis itu diikuti dengan pendekatan-pendekatan yang dapat mendatangkan perubahan dan perluasan pandangan para petani. Pandangan petani yang lazimnya bersifat statis, stasioner, tradisional nyatanya dapat dirubah menjadi pandangan yang lebih dinamis, maju atau modern, kalau lebih dulu dilakukan pendekatan-pendekatan yang lebih banyak mengutamakan unsur-unsur sosial budaya, politik dan sebagainya daripada pendekatan yang lebih mengutamakan unsur-unsur biologis dan teknologis.
Keberhasilan dari pendekatan-pendekatan tersebut tergantung dari cara pelaksanaannya. Karena kesediaan menerima dan melaksanakan sesuatu yang baru itu akhirnya tergantung kepada si petani yang bersangkutan dan lagipula tergantung dari unsur-unsur usaha tani yang akhirnya akan menentukan apakah perubahan-perubahan itu akan diterima atau ditolak,  maka pendekatan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan memajukan atau membangun pertanian ialah pendekatan secara langsung pada tingkat petani dan atau kring (kelompok) petani dan usahanya. Pendekatan yang sifatnya individual atau terbatas itu dinamakan pendekatan secara mikro.
Membangun usaha tani dengan tujuan utama meningkatkan usaha tani dan pendapatan petani berarti memanfaatkan teknologi baru, memperbaiki organisasi dan pengelolaan usaha tani yang mendinamisir pandangan hidup petani. Kalau pendekatan-pendekatan yang memiliki tiga dimensi tersebut berhasil, maka petani akan lebih tertarik untuk menerima pembaharuan (inovasi) yang lebih lanjut.

Petani-petani atau kelompok-kelompok petani yang telah dapat berkembang dengan baik itu nyatanya merupakan “motor penggerak maju” bagi wilayah pertanian dimana mereka bertempat tinggal. Gerakan dari petani-petani maju itu harus ditunjang dengan pendekatan-pendekatan yang mencakup seluruh wilayah, yang pada dasarnya memiliki pola usaha tani seperti yang dikelola oleh petani-petani atau kelompok petani yang telah maju. Kesuksesan daripada pendekatan-pendekatan tersebut terutama tergantung dari pengetahuan kita atas tipe-tipe pokok usaha tani yang tersebar di seluruh wilayah dan para pelaku, yakni para petani dan masyarkat.

1.2  Rumusan Masalah
·         Kelembagaan pertanian apa saja yang ada di Desa Karangdadap Kecamatan Kalibagor
·         Fungsi dari kelembagaan pertanian yang ada
·         Cara pengelolaan kelembagaan pertanian Desa Karangdadap
1.3  Tujuan
·         Mengetahui kelembagaan pertanian yang ada di Desa Karangdadap Kecamatan Kalibagor
·         Mengetahui sejauh mana peranan dari kelembagaan pertanian di Desa Karangdadap Kecamatan Kalibagor
·         Mengetahui mekanisme atau cara kerja dari kelembagaan pertanian yang ada








BAB II
JENIS-JENIS TANAMAN

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke daerah desa Karangdadap kecamatan Kalibagor, kami menemukan berbagai jenis tanaman yang di budidayakan oleh petani setempat khususnya kelompok tani Sri Rejeki II. Adapun hasilnya sebagai berikut :

1.                  Padi
Nama ilmiah, author    : Oryza sativa, Linn
Nama daerah               : pari
Habitat                                    : tropis
Habitus                        : daun berbentuk lanset, urat daun sejajar, memiliki pelepah daun
Manfaat                       : sumber makanan pokok, bahan olahan untuk makanan kecil. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:- lambung dan limpa lemah, - tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh di dada dan perut, - beri-beri,serta - tangan dan kaki rasa kesernutan, baal.  Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi: - rambut kotor, dan- keguguran. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi: - demam, - diare, - gondongan, - rematik, keselco, - radang payudara, radang kulit, dan - bisul.  Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi: - keringat berlebiban, berkeringat spontan, dan- filariasis.




2.                  Papaya
Nama ilmiah, author    : Carica papaya, Linn
Nama daerah               : Gandul, Kates
Habitat                                    : diatas tanah dengan ketinggian lebih dari 100 dpl
Habitus                        : pohon papaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga tinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap atau tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.
Manfaat                       : daunnya dapat dibuat sayuran, buahnya dikonsumsi, untuk obat-obatan
3.                  Talas
Nama ilmiah, author    : Colocasia giganteum Hook
Nama daerah               : tales, bentul, kimpul
Habitat                        : temperatur 25-30°C, dibawah tanah yang basah dan kelembaban tinggi
Habitus                         :  tinggi tanaman ini bisa mencapai 2 meter dan tangkai daunnya yang ditutupi lapisan lilin putih, serta urat-urat daunnya yang kasar
Manfaat                       : ubinya digunakan untuk makanan, dibuat getuk dll











4.                  Kelapa
Nama ilmiah, author    : Cocus nucifera, Linn
Nama daerah               : klopo
Habitat                                    : tropis, subtropis
Habitus                        : kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae. Ia adalah satu-satunya spesies dalam genus Cocos, dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah pohon ini yang berkulit keras dan berdaging warna putih.
Manfaat                       : campuran bumbu masak, janurnya sebagai penghias pernikahan batang digunakan sebagai bahan bangunan, dll

5.                  Pisang
Nama ilmiah, author    : Musa paradisiacal, Linn
Nama daerah               : gedhang
Habitat                                    : tempat yang cukup cahaya
Habitus                        : buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Manfaat                       : sebagai penyumbang energi, mengobati anemia, sembelit, dll
6.                  Cabe rawit
Nama ilmiah, author    : Capsicum fratescens L.
Nama daerah               : Lombok
Habitat                        : tanaman lombok dapat tumbuh pada beberapa jenis tanah, asalkan strukturnya remah, kaya bahan oraganik dan drainase baik, bebas dari gangguan nematoda. Untuk jenis genjah, lempung berpasir, sangat baik pula, namun untuk yang berumur panjang sebaiknya tanah yang lebih berat/banyak mengandung liat. Derajat keasaman tanah (pH) berkisar antara 5,5-6,8. Temperatur yang sesuai untuk pertumbuhannya antara 16-23°C. Temperatur malam di bawah 16°C dan temperatur siang di atas 23°C menghambat pembungaan. Temperatur optimum untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman lombok adalah 15-20°C.
Manfaat                       : cabe rawit digunakan untuk acar, bumbu pecel,
7.                  Kacang panjang
Nama ilmiah, author    : Vigan sinensis
Nama daerah               : kacang lanjaran
Habitat                                    : dataran rendah
Habitus                        : tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, dan juga mampu tumbuh pada tanah masam. Lebih tahan terhadap kekeringan daripada genangan. Pada tahap awal pertumbuhannya (1-1,5 bulan) harus bebas gulma, pada saat yang sama pendangiran juga diperlukan. Tanaman kacang lanjaran diberi lanjaran sesudah 25-30 hari dari tanam. Kacang panjang ditanam dengan jarak antara barisan 75-100 cm, dan antara tanaman dalam barisan 20-25 cm.
8.                  Pare
Nama ilmiah, author    : Momordica charantia L.
Nama daerah               : peria
Habitat                        : Pare ditanam di lahan pekarangan, atau tegalan, atau di sawah bekas padi sebagai penyelang pada musim kemarau.
Habitus                        : tanaman ini merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip.
Manfaat                       : buah pare bersifat mematikan cacing, digunakan sebagai obat untuk penyakit batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam, malaria, menambah nafsu makan, kencing manis, rhematik, sariawan, bisul, abses,salik lever, sembelit, cacingan.
9.                  Labu siam
Nama ilmiah, author    : Sechium edule
Nama daerah               : pir sayur (manisah)
Habitat                        : daerah tropik, di dataran rendah maupun dataran tinggi
Habitus                        : labu siam merupakan tanaman tahunan bersifat merambat, sampai sejauh 15 m panjangnya. Labu siam tidak memilih jenis tanah, tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanah gembur, subur banyak mengandung air disenangi oleh tanaman ini. Tetapi tidak cocok terhadap genangan air, pH tanah yang sesuai adalah anatara 5-6.
Manfaat                       : berkhasiat untuk menurunkan lemak darah (Kolesterol dan trigliserida), mengobati tekanan darah tinggi, menurunkan panas, diabetes dan memperlancar proses pencernaan










10.              Kedelai
Nama ilmiah, author    : Soyya maxpiper
Nama daerah               : kedele, dele
Habitat                                    : lahan sawah maupun lahan kering (ladang)
Habitus                         : Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam.
Manfaat                        : sebagai sumber gizi protein nabati utama, tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak














BAB II
KELEMBAGAAN

2.1 kelembagaan Desa karangdadap
Desa karangdadap memiliki 3 kelompok tani yaitu,
1.      Sri Rejeki I
2.      Sri Rejeki II
3.      Sri Rejeki III
Pada mulanya kelompok tani ini dibangun atas modal swadaya dari para petani yang masing-masing petani dibebani 10 kg gabah. Pada tahun 1993, kelompok tani mendapat bantuan dari dinas pertanian kabupaten setempat sebanyak Rp 36.050.000,00. Dari hasil bantuan tersebut dibelikan traktor seharga Rp 16.500.000,00 dan selebihnya untuk membeli pupuk dan obat-obatan yang dibutuhkan. Apabila para petani membutuhkan pupuk dan obat-obatan bisa diambil di kelompok tani dengan cara mengambil dulu dan bayar setelah panen dengan bunga sebesar 5 % untuk kas kelompok tani tersebut.
Traktor disewakan kelompok tani, untuk 1 hektar dikenakan biaya                       Rp 600.000,00. Biasanya dari 1 hektar hasil bersihnya kurang lebih Rp 1.800.000,00. Sri rejeki II yang dipimpin Bapak Sobiri mempunyai lahan 25 hektar dengan jumlah 160 orang, itu sudah termasuk petani penggarap dan pemilik lahan. Kegiatan pasca panen yang diadakan berupa pertemuan-pertemuan yang membahas seperti cara apa yang lebih efektif, bibit apa yang akan digunakan, dan pupuk apa yang cocok.
Gapoktan dipimpin oleh mentri tani dan dibantu PPL atau penyuluh pertanian yang biasanya ditempatkan di kantor kecamatan untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dirasakan petani. Manfaat gapoktan banyak sekali. Diantaranya yaitu para petani yang satu dengan petani yang lain dapat saling bertukar informasi tentang cara bertanam, sebagai pembimbing dan pengontrol dan agar para petani penghasilannya dapat meningkat.
Kendala yang dihadapi para petani yaitu terbatasnya jumlah traktor atau pembajak. Dikilompok Sri Rejeki II saja hanya terdapat satu traktor, itu dirasakan sangat kurang karena penanaman bibit dapat dilakukan setelah tanahnya dibajak dan itu pun tidak bisa serempak, paling tidak selisihnya 1-10 hari. Dari dinas, kelompok tani mendapatkan SLPTT atau Sekolah Lapang Pertanian yang dibiayai oleh pemerintah dengan Rp 150.000,00 dengan jumlah pertemuan 8 kali. SLPTT mendapat bantuan dari kabupaten berupa bibit 625 kg untuk 25 hektar. Dan dari LL (Laboratorium Lapangan) sendiri berupa bibit, pupuk, dan obat-obatan secara cuma-cuma.
Diakhir tahun selalu diadakan rapat tahunan guna membahas rencana ke depan yang akan dilakukan untuk penanaman selanjutnya. Petani menjual hasil pertaniannya kepada para tengkulak, hal ini dirasa sangat merugikan petani karena para tengkulak mematok harga yang sangat rendah. Adanya permainan yang dilakukan oleh aparat pemerintah bulog menjadikan para petani tidak menjual hasilnya ke bulog. Kalaupun dijual ke bulog maka harus ada rendemen atau pengetesan kadar air dalam gabah. Jika tidak sesuai maka bulog tidak akan membelinya. Itulah yang menyebabkan petani terpaksa menjual hasilnya kepada tengkulak. Penyebab harga gabah jatuh yaitu karena ketrlambatan logistik gabah dan karena kurang koordinasi antara bank BRI dan para penyuluh partanian.
KUD (Koperasi Unit Desa) yang ada hanya untuk formalitas saja, para petani tidak merasakan adanya peranan yang besar dari KUD jadi apabila harga padi sedang rendah petani lebih memilih untuk menyimpan hasil panen dan apabila harga tinggi baru dijual. Petani Desa Karangdadap sudah membentuk P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) yang mengatur pembagian atau penyaluran air ke sawah-sawah, tujuannya adalah untuk melancarkan aliran air dan membagi jadwal ke sawah petani agar tidak terjadi persaingan antara petani dalam mendapatkan air. P3A Desa Karangdadap mempunyai saluran induk penampungan air yang bernama saluran induk Kaliomas yang dikhususkan untuk pengairan sawah dan para petani sudah dibagi jadwal untuk mengecek selang atau pipa yang dihubungkan ke sawah mereka. Setiap harinya sistem P3A Desa Karangdadap mempunyai tiga petugas untuk mengecek pengairan. Selama ini petani Desa Karangdadap mengaku tidak pernah bermasalah dalam P3A. Walaupun untuk pengairan sendiri harus bergiliran dengan desa lain, jadi tidak hanya menunggu giliran antara petani desa setempat tetapi juga dengan petani desa lain. Namun hal ini tidak mengganggu,  karena mereka mempunyai pengelolaan P3A yang matang. P3A Desa Karangdadap dibentuk secara nasional pada tahun 2008.
Untuk program penanaman sendiri, petani Desa Karangdadap dalam satu tahun melakukan tiga kali tanam yaitu padi-padi-palawija, penanaman pertama yaitu padi dilakukan pada bulan Oktober-November, untuk penanaman kedua masih ditanami padi juga dilakukan pada bulan Maret-April sisanya untuk menanam palawija. Hasil-hasil panen pertama biasanya lebih rendah daripada hasil panen kedua, untuk hasil panen palawija sendiri petani mengaku memperoleh hasil yang memuaskan dan biasanya hasil penjualan palawija untuk membayar upah buruh yang mengolah tanah persawahan. Menurut ketua kelompok petani Sri Rejeki II, yaiti Bapak Sobiri mengaku mempunyai 140 angga sawah yang satu angganya = 50 ubin untuk biaya operasionalnya berkisar Rp 5.000.000,00- Rp 6.000.000,00. Sedangkan untuk hasil panen satu hektar sawah mampu menghasilkan 7-8 ton padi yang bagus.
Kebanyakan petani Desa Karangdadap yang memiliki lahan seperempat hektar mengaku bahwa hasil panen hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Hasil tersebut tidak sebanding dengan biaya operasionalnya. Untuk membayar tenaga kerja sendiri dalam satu hari sekitar mulai dari pukul 07.00 - 13.00 WIB upah pekerja sebesar Rp 20.000,00. Hal itu belum termasuk dengan makan sebanyak dua kali dan sebungkus rokok.
Petani mengatakan kebutuhan akan pupuk sendiri sangat besar terutama untuk meningkatkan hasil panen. Untuk pupuk jenis urea bersubsidi harganya mencapai Rp 60.000,00. Namun akhir-akhir ini tidak ada pupuk urea bersubsidi jadi harganya mencapai Rp 85.000,00 per 50 kg sedangkan untuk kebutuhan akan pupuk kelompok tani Sri Rejeki II membutuhkan 85/kg (karung) . Akhir – akhir ini pemerintah menggalangkan pemakaian pupuk organik karena dengan memakai pupuk organik akan menyelamatkan lingkungan tetapi harga pupuk organik yang kering mencapai Rp 40.000,00 per kantong (40 kg), namun petani Desa Karangdadap sedikit demi sedikit mulai menggunakan pupuk organik.




Kelompok Tani Sri Rejeki II yang diwakili oleh Bapak Sobiri selaku Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki 2 mengungkapkan harapan kelompok tani sri rejeki 2 agar masalah mesin traktor yang tadinya dibeli pada tahun 1993 agar diganti dengan yang baru karena mesin sudah berjalan tidak semestinya. Hal ini tentunya menghambat pekerjaan petani . Beliau menuturkan adanya kegiatan Gapoktan mempunyai manfaat yang besar antara lain mengatasi masalah pupuk, yang apabila membeli eceran harga pupuk jatuhnya lebih mahal tetapi apabila dibeli secara Gapoktan harganya bisa lebih miring dan untuk Gapoktan juga menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam pertanian yang setiap petani jarang memiliki, misalnya traktor. Gapoktan juga membantu petani dalam masalah permodalan. 



















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karangdadap merupakan desa yang berada di kecamatan Kalibagor, Banyumas. Di desa ini terdapat beberapa lembaga pertanian, yakni 3 kelompok tani, dan sebuah P3A. Keempat lembaga tani ini berperan penting dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh petani di desa tersebut, meski pada pelaksanaanya masih belum maksimal. Lembaga-lembaga ini melakukan pertemuan rutin, dan tergabung dalam suatu gabungan kelompok tani. Dengan adanya gapoktan ini, bantuan-bantuan dari pemerintah bisa di datangkan melalui system birokrasi sesuai jalurnya. Lembaga-lambaga ini dibuat, dilaksanakan, dan ditujukan untuk masyarakat setempat.


         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar