Halaman

Total Tayangan Halaman

Selasa, 22 November 2011

praktikum sosper


 BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Secara harfiah istilah-istilah sosiologi berasal dari dua kata yakni Socius (latin) yang berarti teman atau kawan. Dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masayarakat, dan logos (Yunani) yang berarti ilmu. Ilmu-ilmu sosial dinamakan demikian oleh karena ilmu-ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai obyek yang dipelajarainya.
Sosiologi pertanian mempelajari manusia dari aspek sosial yang kita sebut masyarakat pertanian. Makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang lain dalam kelompok masyarakat. Dalam interaksi tersebut timbul produk-produk berupa nilai-nilai dan norma-norma yang dianut (dipergunakan sebagai pedoman perilaku) oleh anggota-anggotanya (masyarakat tani). Tetapi ilmu-ilmu sosiologi belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil-dalil yang diterima oleh sebagian terbesar masyarakat.
Latar belakang sosial lahirnya sosiologi pertanian adalah perubahan masyarakat di Eropa Barat akibat revolusi industri (Inggris) dan revolusi Prancis.
B.       Maksud dan Tujuan Praktikum
Tugas lapang yang kami lakukan merupakan salah satu pengalaman untuk mendukung kompetensi sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga. Latar belakang mahasiswa yang sebagian besar bukan berasal dari lingkungan pertanian menjadikan tugas praktikum ini menjadi pengalaman baru dan menarik untuk dikaji secara sosiologi. Kami dapat secara langsung berdialog dengan petani maupun masyarakat mengungkap permasalahan konkret yang dihadapi para petani serta mencari solusi terbaik. Teori yang diperoleh selama proses pembelajaran cukup sebagai dasar untuk memahami dinamika masyarakat pertanian secara faktual.

















BAB II
KEADAAN UMUM DESA

A.      Letak Desa
Letak desa dilihat dari 2 aspek. Yakni secara geografis dan secara administrasi. Secara administrasi, Desa Kemutug Lor merupakan desa makro, karena memiliki wilayah lebih dari 1000 hektar dan memiliki penduduk lebih dari 3500 jiwa. Sedangkan dari aspek geografi, Desa Kemutug Lor terletak di Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Desa ini terletak membujur ke utara arah Gunung Slamet. Bagian barat mengarah ke Karang Mangu. Bagian timur mengarah ke Karang Salam.
B.       Keadaan Biogeofisik
Desa Kemutug Lor memiliki bentang wilayah berupa dataran, berbukit, dan lereng gunung. Desa yang terletak di kaki Gunung Slamet ini berada di ketinggian 420 dpl. Penggunaan lahan di Desa Kemutug Lor digunakan untuk tanah sawah (berupa sawah irigasi ½ teknis), tanah kering (berupa tegalan / lading dan pemukiman), tanah fasilitas umum (kas desa, lapangan, perkantoran pemerintahan, dan lainnya), dan tanah hutan (hutan lindung dan hutan produksi).
Curah hujan di Desa Kemutug Lor sebanyak 200 mm, dengan jumlah hujan 6 bulan. Suhu rata-rata harian di desa ini adalah 280C. di desa ini terdapat beberapa macam ternak dan tanaman yang dihasilkan untuk konsumsi sendiri maupun diperjualbelikan. Tanaman yang ada antara lain adalah padi, jagung, ubi kayu, sawi, cabai, buncis, kacang panjang, rumput gajah, salak, pisang, kelapa, dan kopi. Sedangkan binatang yang adalah sapi, kerbau, babi, ayam, bebek, dan kambing.
C.       Sejarah Desa
Desa Kemutug Lor tercipta pada jaman kerajaan. Konon pada saat itu, dari DPO kerjaan kemudian mendirikan rumah dan sebagainya hingga beranak pinak. Arti dari Kemutug Lor sendiri adalah tempat tujuan terakhir (daerah puputan).
Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Kemutug Lor sejak tahun 1930 an sampai sekarang :
1.      Raden Tirtareja
Menjabat pada tahun 30-an. Beliau berkuasa sampai sekitar tahun 70-an. Beliau berkuasa pada saat dimana Desa Kemutug Lor masih berada pada jaman Kerajaan Mataram. Dari tahun ’70 sampai sekarang, ada empat Kepala Desa yang menjabat di Desa Kemutug Lor, yaitu:
2.      Samsi Widyoatmo
3.      Zainal Arifin
Pada saat Desa Kemutug Lor dipimpin oleh Bpk. Zainal Arifin, Desa Kemutug Lor mengalami perkembangan yang paling pesat. Sehingga mendapat predikat nomor 1 dari kabupaten tentang masalah administrasi pertanian.
4.      Sarino Suwardiono
5.      Unik Hayati
Ibu Unik Hayati adalah Kepala Desa Kemutug Lor wanita pertama. Beliau sudah 4 tahun menjabat sampai sekarang. Ibu Unik Hayati memang bukan warga asli Desa Kemutug Lor. Beliau adalah warga dari daerah Jatilawang.
Ada sebagian warga yang menganggap masa pemerintahan Desa Kemutug Lor yang dipegang oleh Ibu Unik Hayati cenderung tidak tegas lantaran Kepala Desanya adalah seorng perempuan. Namun dibalik itu semua, keadaan di Desa Kemutug Lor sampai sekarang masih stabil.
     Demikian sejarah dan perkembangan Desa Kemutug Lor sampai tahun 2011 dan dengan sekilas gambaran sejarah ini diharapkan dapat menghasilkan dokumen RPJM Desa yang akan mendorong pembangunan secara maksimal khususnya bagi Desa Kemutug Lor.
D.      Penduduk
Jumlah penduduk Desa Kemutug Lor hingga Mei 2011 adalah sebanyak 4288 orang, dengan 1301 kepala keluarga. Jumlah ini terdiri dari 2151 orang penduduk laki-laki dan 2137 orang penduduk perempuan. Penduduk Desa Kemutug Lor sangat heterogen. Terutama dalam agamanya. Selain penduduk pribumi, di desa ini terdapat 5 orang etnis China, dan beberapa penduduk Belanda yang sering datang dan memiliki tempat tinggal ataupun yang hanya sekedar homestay. Kepemelukan agama di desa ini adalah agama Islam, Kristen, Katolik, dan kepercayaan tradisional. Statistika kependudukan, dalam hal ini angka kematian, kelahiran, kedatangan, dan perpindahan juga terjadi perubahan fluktuatif. Di tahun 2011 ini, tepatnya dalam 5 bulan terakhir, statistic penduduk yang terjadi ditunjukkan dalam grafik berikut.
E.       Keadaan Kesehatan
Di desa Kemutug Lor masih banyak masyarakat yang menggunakan wc lereng. Jumlah masyarakat yang menggunakan wc lereng sekitar 270 KK dari 1301 , sekitar 25% (rata-rata masyarakat yang di pinggir sungai). Pengetahuan masyarakat akan pentingnya posyandu meningkat. Di desa Kemutug Lor pemanfaatan limbah bagus (diusahakan). Tetapi pakan babi banyak mengandung (N), sehingga tanaman di pertanian tidak berbuah. Hal ini sangat merugikan para petani. Pekerja di peternakan babi kurang lebihnya berjumlah 100 orang, kebanyakannya dari masyarakat desa. Tetapi pemilik peternakan bukan dari penduduk desa asli Kemutug Lor yaitu orang cina.
F.        Pendidikan
Tingkat pendidikan di Desa Kemutug Lor tergolong cukup, hal ini didukung adanya fasilitas pendidikan yaitu :
·           Pendidikan persiapan diantaranya Pendidikan Anak Usia dini ( PAUD ) 2 buah dan taman kanak-kanak 1 buah. Dengan jumlah guru dan murid PAUD adalah 8 dan 35 orang, sedangkan jumlah guru dan murid TK adalah 4 dan 40 orang.
·           Pendidikan Dasar yaitu 2 Sekolah Dasar Negeri. Dengan jumlah murid dan guru di SD I adalah 222 dan 7 orang guru dan murid, sedangkan jumlah murid dan guru di SD II adalah 175/178 dan 6 orang guru dan murid.
·           Pesantren 1 buah. Dengan jumlah pendidik tiga dan jumlah murid 25.
·           Lembaga khusus seperti kejar paket C dan paket B. Peket C yang sudah berdiri sejak tahun 2002, didirikan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Ironisnya, para petani jarang atau masih sedikit yang mengikuti kejar paket C.
Sebagian besar penduduk Desa Kemutug Lor adalah masih tamatan SD, terutama untuk mereka yang berusia lanjut/sudah matang sekali. Namun saat ini sudah banyak masyarakat di Desa Kemutug Lor yang menamatkan sekolah sampai tingkat SMP, SMA, bahkan ke jenjang S1. Terdapat sekitar 40 orang yang melanjutkan ke S1, rata-rata dari mereka yang melanjutkan ke S1 adalah mendapat bantuan dari BKM (Bantuan Khusus Murid) namun ada pula yang menggunakan biaya sendiri.
G.      Struktur Pemerintahan Desa
Desa Kemutug Lor memiliki kepala desa bernama Unik Hayati. Desa Kemutug Lor memiliki lima RW dengan tiga puluh dua RT. Dengan perincian sebagai berikut: RW I = 8 RT, RW II = 7 RT, RW III = 5 RT, RW IV = 6 RT, RW V = 6 RT. Tiap-tiap RT terdiri dari 30 kepala keluaraga yang tiap-tiap kepala keluarganya terdiri dari rata-rata lima orang. Struktur pemerintahannya adalah sebagi berikut :

H.     
---
KASI KESEJAHTERAAN DAN PEMBERDAYAAN

TASWIN
KAUR UMUM

IDA LUSIANTI
KAUR KEUANGAN
KADUS III
DARSITO
SEKRETARIS DESA
KEPALA DESA
UNIK HAYATI
KASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN
WAGIMIN
SAHIRIN
KADUS II
SISWORO
KADUS I

Struktur Ekonomi
Gambaran kondisi perekonomian di Desa Kemutug Lor dapat dilihat mulai dari tingkat mata pencaharian dan pola penggunaan lahan
a.       Mata pencaharian
Untuk memperoleh kebutuhan hidup manusia selalu berjuang, kegiatan usaha tersebut merupakan kewajiban bagi setiap umat manusia. Dilihat dari kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia mempunyai usaha yang berbeda-beda menurut kemampuan mereka masing-masing, kegiatan-kegiatan sehari-hari dalam pemenuhan akan makanan dan lainnya akan sangat menentukan pola hidup keluarga dan lebih leluasa masyarakat desa tersebut. Mata pencaharian sebagian besar warga masyarakat desa kemutug Lor adalah pada bidang  pertanian dan sebagian kecil perdagangan.
b.      Pola penggunaan lahan
                      Luas Desa Kemutug Lor seluruhnya adalah 1252 Ha, mayoritas penduduk di desa Kemutug Lor mempunyai pekerjaan sebagai petani dan buruh tani serta jasa, oleh karena itu maka pemanfaatan lahan secara optimal akan sangat berpengaruh pada ketersediaan lapangan kerja terutama sektor pertanian. Lahan tersebut terbagi atas 40% perhutani, 30% permukiman dan sisanya adalah BBPTUSP 30%.
I.         Struktur Sosial
Ditinjau dari jenis komoditas yang diusahakan, penyusuna struktur sosial masyarakat pertanian dalam usaha tani yang ada di Desa Kemutug Lor dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu komoditas pertanian seperti padi, jagung, cabe, tomat, singkong, kepemilikan ternak diantaranya babi dan ayam. Sebenarmya Desa Kemutug Lor bukanlah desa peternakan (tidak diijinkan) tetapi tetap ditarik retribusi. Rata-rata yang memiliki peternakan adalah orang chinese.
Pemeliharaan ternak dilakukan oleh penduduk Desa Kemutug Lor sebagai pekerjaan sambilan bukan pekerjaan pokok. Pengembangan pola usaha peternakan di Desa Kemutug Lor masih sangat memungkinkan walaupun Desa Kemutug Lor bukan Desa peternakan.
Untuk hasil dari sektor pertanian, biasanya para petani menjualnya langsung kepada tengkulak di wilayah sekitar Purwokerto.














BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM

A.      Acara 1 : Hubungan Desa-Kota
Definisi masyarakat dalam Bahasa Inggris disebut  Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk–bentuk akhiran  hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur–unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
     Konsep dan pengertian masyarakat dalam kajian sosiologi memiliki 4 syarat (Soekanto, 1986):
1)      Manusia yang hidup bersama,
2)      Bercampur dalam kurun waktu yang cukup lama,
3)      Menyadari adanya satu kesatuan,
4)      Membentuk system hidup bersama serta menciptakan kebudayaan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montir-montir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
Pengertian desa menurut Paul H. Landis dalam Soekanto (1986) adalah:
1.)      Tempat wilayah yang dihuni kurang dari 2500,
2.)      Pergaulannya ditandai oleh sikap keakraban, keramahan yang meluas,
3.)      Merupakan pusat kegiatan pertanian dalam arti luas.
Pengertian masyarakat kota atau industri dicirikan sebagai:
1.)      Masyarakat yang orang-orangnya sangat heterogen/varitif,
2.)      Pegaulannya bersifat cosmopolitan/patembayan,
3.)      Pusat kegiatannya pada bidang non pertanian.
Perbedaan-perbedaan antara kota dengan desa, dapat dilihat melalui berbagai aspek :
1.         Lingkungan
2.         Mata pencaharian
3.         Jumlah dan kepadatan penduduk
4.         Deferensiasi sosial
5.         Strategi sosial
6.         Mobilitas sosial
7.         Interaksi sosial
8.         Solidaritas sosial
9.         Homogenitas
10.     Gaya hidup
11.     Prasarana dan teknologi
12.     Kelembagaan
Desa berhubungan dengan kota melalui berbagai jaringan, baik yang bersifat material maupun non material. Adapun gejala-gejala yang dapat mempererat hubungan desa-kota dapat diamati melalui berbagai aspek, yaitu :
·           Masuknya ekonomi uang ke desa
Desa Kemutug Lor dalam hubungan masuknya ekonomi uang ke desa dikatakan cukup lancar karena pemasaran yang dilakukan petani atau pedagang cukup mudah dan keperluan petani cukup mudah didapat. Pendapatan yang didapat masyarakat di desa ini sebagian besar dari hasil pertanian. Jasa petani yang mempunyai keterampilan mampu mengurangi pengangguran di desa ini. Terdapat pula usaha peternakan yaitu ayam dan babi. Produksi ayam petelor dalam 1 hari mencapai 1 mobil ss cole kecil (1/2 ton). Namun dalam prakteknya, yang memiliki peternakan ayam petelor bukanlah masyarakat asli desa Kemutug Lor, seperti halnya pada peternakan babi, yang memiliki adalah orang-orang keturunan Cina, namun untuk para pekerjanya masih orang-orang asli Kemutug Lor.
·           Pemasaran hasil-hasil pertanian ke kota
Petani atau pedagang di desa ini memasarkan hasil pertanian mereka ke kota dengan cara dikumpulkan terlebih dahulu lalu diangkut dengan kendaraan, karena jarak antara desa Kemutug Lor dengan perkotaan adalah cukup dekat, sehingga tidak terdapat kendala yang berarti.
·           Masuknya barang konsumsi ke desa
Barang-barang konsumsi yang berasal dari luar desa masuk secara perorangan karena koperasi yang ada tidak digunakan secara maksimal.
·           Tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota
Ada beberapa perempuan di desa Kemutug Lor menjadi TKW di berbagai negara. Sedangkan yang laki-lakinya ada beberapa yang menjadi buruh di Jakarta. Banyak penduduk desa Kemutug Lor yang menamatkan sekolah paling tinggi adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan jika ingin meneruskan di SMA, mereka akan ke luar desa atau mungkin ke kota. Ada pula beberapa masyarakat Kemutug Lor yang bekerja di kota karena ada ikatan dinas.
·           Menyekolahkan anak-anak ke kota
Untuk masyarakat yang menyekolahkan anak-anak mereka ke kota semakin banyak saja terutama untuk anak-anak yang menempuh pendidikan SMA. Mereka yang menyekoahkan anak-anak mereka ke kota biasanya yang perekonomian keluarganya bias dibilang cukup mampu. Kesadaran mereka tentang pendidikan sudah cukup baik. Namun masih ada orang tua yang tidak memperhatikan tentang pendidikan.
·           Pembentukan organisasi modern di desa
Banyak masyarakat yang tidak tertarik dengan partai, politik, dsb. Untuk organisasi sosial sendiri tidak ada (tidak aktif). Pelatihan untuk orang-orang juga tidak prodoktif. Memang terdapat organisasi karang taruna namun kurang aktif dikarenakan remaja di desa Kemutug Lor kurang produktif.
·           Bertambahnya jaringan komunikasi massa
Pekembangan komunikasi di desa Kemutug Lor bias dikatakan sangat pesat. Sebagian besar masyarakat sudah memiliki telepon genggam. Terdapat pula warnet di desa Kemutug Lor.
·           Masuknya teknologi pertanian ke desa
Teknologi pertanian yang masuk ke desa biasanya murni dari Dinas Pertanian. Dari Dinas Pertanian masuk ke desa, ke Gapoktan, lalu didistribusikan ke para petani. Alat teknologi pertanian yang terdapat di desa ini meliputi mesin slep mill dan hand traktor. Dalam menyikapi teknologi baru, masyarakat di desa ini langsung sepenuhnya menerima dengan tangan terbuka, akan tetapi masyarakat menunggu bukti konkrit apakah teknologi tersebut dapat memudahkan dan menguntungkan masyarakat atau tidak.
B.       Acara 2 : Bentuk-Bentuk Kerjasama
Bentuk-bentuk kerjasama hubungan antara kota dan desa adalah:
1.      Urbanisasi dan Urbanisme
Urbanisasi disebabkan oleh faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya dan faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota.
2.      Perdagangan
Masyarakat Kemutug Lor menjual hasil-hasil pertanian ke Kota dan kemudian dari Kota menjualnya ke masyarakat.
3.      Pariwisata
Desa Kemutug Lor mempunyai tempat pariwisata yang banyak di kunjungi masyarakat dari Kota bahkan dari Luar Negeri.
4.      Trasmigrasi
Kerjasama untuk membangun di bidang Ekonomi antara Desa dan Kota.
5.      Peminjaman Modal
Dilakukan oleh Bank kepada para penduduk yang membutuhkan modal dengan jaminan sertifikat.
6.      Pembangun
Banyak masyarakat Desa yang bekerja sebagai kuli bangunan di Kota.

C.       Acara 3 : Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial atau gerak sosial yang terjadi dalam masyarakat memiliki dimensi yang luas. Pada hakekatnya manusia sebagai makhluk individu dan sosial senantiasa ada dalam suatu proses gerak sosial. Colhum (1978), menyebutkan bahwa gerak sosial masyarakat cenderung ke atas dan ke bawah, karena yang disbeut vertical moblity. Sedangkan Soekarno (1986), mengatakan bahwa disamping adanya gerak sosial vertikal, juga ada gerak sosial horisonal. Mobilitas horisontal adalah pergeseran status sosial pada tingkat yang sama tidak menujukkan adanya gerakan menanjak atau menurun, tetapi berada dalam posisi yang sama.
Menurut Nasution (1975), faktor yang mendasari gerak sosial sangat tergantung dengan sifat atau sistem yang berlaku dalam masyarakat.
Desa Kemutug lor terjadi mobilitas pendidikan , ketenagakerjaan. sebab banyak warganya yang bekerja sebagai buruh tani, peternak, dan guru. Sedangkan di pendidikan banyak warganya yang lulusan SD, lulusan S1 hanya 3 orang.
 Penduduk yang ada di desa kemutug lor juga ada yang bekerja di kota sebagai pegawai negri ikatan dinas , dan pengusaha-pengusaha wiraswasta yang berdagang dikota.
Urbanisasi di desa Kemutug lor juga tidak menunjukkan angka yang tinggi. Lima bulan belakangan ini, warga yang datang maupun yang pergi hanya sedikit. Ini dikarenakan sosial masyarakat desa yang tidak terlalu ingin pindah, alasannya macam-macam. Kebanyakan diatara mereka tidak mau meninggalkan tanah kelahirannya, ada juga yang tidak mau karena takut tidak bisa bersosialisasi di lingkungan yang baru, atau karena mereka sudah mencintai pekerjaan mereka entah itu petani maupun guru.
Warga yang datang juga tidak terlalu banyak. Biasanya jika warganya menikah, contohnya suami membawa istrinya untuk tinggal di desa Kemutug Lor. Bisa juga karena keluarga yang ikut kakak atau adinya untuk tinggal di Kemutug Lor. Ada juga yang pendatang dari daerah lain , tetapi angka kedatangannya tidak besar . mungkin hanya tiga atau empat keluarga yang menetap di desa Kemutug Lor . Sebagian besar di desa Kemutug Lor yang menetap yaitu dari lingkup keluarga turun menurun.
D.      Acara 4 : Masuknya Teknologi Baru ke Desa
Teknologi-teknologi pertanian yang sudah ada di desa kemutug lor adalah penyuluhan-penyuluhan dari tim penyuluh desa maupun penyuluhan dari seorang trainer serta penggunaan mesin pertanian yaitu handtractor. Hal ini cukup membawa manfaat bagi pengolahan pertanian, misalnya pengolahan tanah menjadi lebih cepat selesai setelah penggunaan alat ini. Dampak negatifnya hanyalah pada para petani yang dulunya memakai tenaga hewan ternak, setelah adanya teknologi hewan-hewan tersebut tidak dipakai.
Penggunaan handtractor di desa kemutug lor belum 100% efektif, karena traktor yang tersedia hanya tiga. Hal ini sangat lucu, desa tidak memiliki alat teknologi tsb, melainkan para petaini yang memiliki alat teknologi tsb, traktor tersebut merupakan traktor yang di punyai oleh para petani desa kemutug lor. namun traktor tersebut sering di sewakan ke para petani lainnya, agar para petani desa kemutug lor tidak begitu ketinggalan zaman. Dalam penggunaan traktor tersebut petani masih banyak yang belum tau cara pemakaian yang benar, mereka hanya tahu dengan apa yang sering mereka pakai yaitu kerbau bajak,sedikit demi sedikit para petani desa kemutug lor mulai membiasakan menggunakan teknologi yang ada. sehingg para petani mulai mengerti manfaat yang ada pada suatu teknologi tsb.
     Secara tradisional hubungan desa-kota diindikasikan dengan adanya aliran produk/jasa perkotaan yang harus “dibayar” oleh masyarakat pedesaan melalui aliran dana/kapital dari desa ke kota. Kondisi ini secara umum dikenal dengan rendahnya nilai tukar (terms of trade) produk/jasa (dalam bentuk dana/kapital) masyarakat perdesaan terhadap produk/jasa perkotaan. Pendekatan KDK diharapkan dapat menaikkan nilai tukar produk/jasa masyarakat perdesaan melalui:
Teknologi merupakan cara-cara melaksanakan sesuatu hal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Praktikum yang kami lakukan adalah mengamati daerah Baturaden. Baturaden merupakan suatu kotatip,karena letaknya yang berdekatan dengan Ibu kota Kabupaten Banyumas yaitu Purwokerto. Pengamatan yang dilakukan adalah tentang masuknya teknologi baru yang ada di Baturaden.Wilayah Baturaden sangat luas,kebetulan kami mendapatkan tugas di bagian Desa Kemutug Lor.
Dalam praktikum,Kami mewawancarai salah seorang tokoh masyarakat Beliau merupakan Ketua kelompok tani di Kelurahan kemutug lord an beliau juga yang mempunyai tractor tsb.Sesuai dengan perintah praktikum,kami bertanya seperti yang dibawah ini:
1.Siapa atau Golongan Mana Yang Memasukkan Teknologi Baru
Kelurahan kemutug lor sebagian besar terdapat banyak lahan pertanian,maka diperlukan suatu organisasi di bidang pertanian.Di kemutug lor terdapat dua organisasi disektor pertanian yaitu kelompok tani Subur dan kelompok tani Makmur.Kedua organisasi ini saling berkaitan demi kemakmuran para petani yang ada di Kelurahan kemutug lor .Teknologi yang pertama masuk dibawa oleh kelompok tani Subur pada Tahun 1982.Semakin berkembangnya zaman,Alat-alat modern semakin menyebar luas di daerah Baturaden khususnya desa kemutug lor.
2.Atas Dasar Pertimbangan Apa Teknologi Tersebut DiMasukkan
Lahan pertanian yang luas mendasari teknologi pertanian harus digunakan diwilayah kami. Sebelum teknologi baru masuk di kemutug lor, Para kelompok tani mengadakan musyawarah/rapat.Setelah dipertimbangkan,Teknologi baru memang sangat dibutuhkan.Karena dengan teknologi modern dapat menghemat waktu dan tenaga kerja.
3.Bagaimana Respon atau Ketersediaan Masyarakat Dalam Menerima Teknologi Tersebut
Masyarakat dan para petani sangat mengharapkan adanya teknologi tsb .Mayoritas warga kemutug lor banyak yang mengandalkan sektor pertanian untuk kelangsungan hidup.Dengan adanya teknologi baru,sangat membantu para petani dalam pengolahan lahan pertanian dan pengolahan hasil pertanian.
4.Golongan Petani Mana Yang Paling cepat menerima Teknologi Baru Tersebut dan Golongan/Individu petani Yang Paling Lambat Menerima Teknologi Baru Tersebut
Kelompok Tani Subur paling cepat Menerima teknologi,karena teknologi pertanian yang pertama kali masuk di kemutug lor dibawa oleh salah seorang anggota kelompok tani Subur.Setelah itu seluruh warga mengikuti menggunakan teknologi,karena efisien waktu dan hemat tenaga.Tapi kebanyakan warga masih menggunakan alat tradisional,karena sudah terbiasa menggunakan alat alat tersebut secara turun temurun.
5.Adakah Golongan Yang Menentang atau Menolak Teknologi Baru Tersebut
Masyarakat kemutug lor sangat senang jika ada alat pertanian yang lebih praktis,jadi masyarakat tidak ada yang menolak teknologi pertanian yang masuk di desa kami.
Wawancara yang telah dilakukan oleh kelompok kami,ada beberapa pesan yang di titipkan ke pada kami yaitu: beliau bepesan agar para pemuda-pemuda bangsa terus mengembangkan sektor pertanian,khususnya kepada kami yang mengambil jurusan pertanian.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Praktikum yang telah kami lakukan di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden menghasilkan kesimpulan bahwa desa ini sudah cukup berkembang, terutama sebagi desa sector wisata. Namun dalam pertanian, perkembangan desa ini cenderung jauh tertinggal dari desa di daerah bawah (dataran rendah jauh dari kaki gunung). Kondisi masyarakat desa ini juga terkadang cenderung tertutup untuk hal-hal baru. Dan kurangnya perhatian pemerintah akan pertanian di desa ini meskipun desa ini potensial dalam pertanian.
B.       Saran
Pihak-pihak yang ahli dalam pertanian, dalam hal ini pemerintah maupun civitas akademika UNSOED, untuk lebih memperhatikan wilayah-wilayah di sekitarnya. Dan untuk selanjutnya, tidak hanya praktikum berupa pengumpulan data yang dilakukan, namun ada bukti konkrit tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Semoga hasil praktikum iini benar-benar dijadikan pertimbangan untuk proses yang selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar