BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara
harfiah istilah-istilah sosiologi berasal dari dua kata yakni Socius (latin)
yang berarti teman atau kawan. Dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup
manusia atau masayarakat, dan logos (Yunani) yang berarti ilmu. Ilmu-ilmu sosial dinamakan demikian oleh
karena ilmu-ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai
obyek yang dipelajarainya.
Sosiologi pertanian mempelajari manusia dari
aspek sosial yang kita sebut masyarakat pertanian. Makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang lain dalam
kelompok masyarakat. Dalam interaksi tersebut timbul produk-produk berupa
nilai-nilai dan norma-norma yang dianut (dipergunakan sebagai pedoman perilaku)
oleh anggota-anggotanya (masyarakat
tani). Tetapi ilmu-ilmu sosiologi belum mempunyai kaidah-kaidah dan
dalil-dalil yang diterima oleh sebagian terbesar masyarakat.
Latar
belakang sosial lahirnya sosiologi
pertanian adalah perubahan masyarakat di Eropa Barat akibat revolusi
industri (Inggris) dan revolusi Prancis.
B. Maksud
dan Tujuan Praktikum
Tugas
lapang yang kami lakukan merupakan salah satu pengalaman untuk mendukung
kompetensi sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga. Latar belakang
mahasiswa yang sebagian besar bukan berasal dari lingkungan pertanian
menjadikan tugas praktikum ini menjadi pengalaman baru dan menarik untuk dikaji
secara sosiologi. Kami dapat secara langsung berdialog dengan petani maupun
masyarakat mengungkap permasalahan konkret yang dihadapi para petani serta
mencari solusi terbaik. Teori yang diperoleh selama proses pembelajaran cukup
sebagai dasar untuk memahami dinamika masyarakat pertanian secara faktual.
BAB II
KEADAAN UMUM DESA
A. Letak
Desa
Letak desa dilihat
dari 2 aspek. Yakni secara geografis dan secara administrasi. Secara
administrasi, Desa Kemutug Lor merupakan desa makro, karena memiliki wilayah
lebih dari 1000 hektar dan memiliki penduduk lebih dari 3500 jiwa. Sedangkan
dari aspek geografi, Desa Kemutug Lor terletak di Kecamatan Baturraden,
Kabupaten Banyumas. Desa ini terletak membujur ke utara arah Gunung Slamet.
Bagian barat mengarah ke Karang Mangu. Bagian timur mengarah ke Karang Salam.
B. Keadaan
Biogeofisik
Desa Kemutug Lor memiliki
bentang wilayah berupa dataran, berbukit, dan lereng gunung. Desa yang terletak
di kaki Gunung Slamet ini berada di ketinggian 420 dpl. Penggunaan lahan di
Desa Kemutug Lor digunakan untuk tanah sawah (berupa sawah irigasi ½ teknis),
tanah kering (berupa tegalan / lading dan pemukiman), tanah fasilitas umum (kas
desa, lapangan, perkantoran pemerintahan, dan lainnya), dan tanah hutan (hutan
lindung dan hutan produksi).
Curah hujan di
Desa Kemutug Lor sebanyak 200 mm, dengan jumlah hujan 6 bulan. Suhu rata-rata
harian di desa ini adalah 280C. di desa ini terdapat beberapa macam
ternak dan tanaman yang dihasilkan untuk konsumsi sendiri maupun
diperjualbelikan. Tanaman yang ada antara lain adalah padi, jagung, ubi kayu,
sawi, cabai, buncis, kacang panjang, rumput gajah, salak, pisang, kelapa, dan
kopi. Sedangkan binatang yang adalah sapi, kerbau, babi, ayam, bebek, dan
kambing.
C. Sejarah
Desa
Desa Kemutug Lor tercipta pada jaman kerajaan. Konon
pada saat itu, dari DPO kerjaan kemudian mendirikan rumah dan sebagainya hingga
beranak pinak. Arti dari Kemutug Lor sendiri adalah tempat tujuan terakhir
(daerah puputan).
Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Kemutug Lor
sejak tahun 1930 an sampai sekarang :
1. Raden
Tirtareja
Menjabat pada
tahun 30-an. Beliau berkuasa sampai sekitar tahun 70-an. Beliau berkuasa pada
saat dimana Desa Kemutug Lor masih berada pada jaman Kerajaan Mataram. Dari
tahun ’70 sampai sekarang, ada empat Kepala Desa yang menjabat di Desa Kemutug
Lor, yaitu:
2. Samsi
Widyoatmo
3. Zainal
Arifin
Pada saat Desa
Kemutug Lor dipimpin oleh Bpk. Zainal Arifin, Desa Kemutug Lor mengalami
perkembangan yang paling pesat. Sehingga mendapat predikat nomor 1 dari
kabupaten tentang masalah administrasi pertanian.
4. Sarino
Suwardiono
5. Unik
Hayati
Ibu Unik Hayati adalah
Kepala Desa Kemutug Lor wanita pertama. Beliau sudah 4 tahun menjabat sampai
sekarang. Ibu Unik Hayati memang bukan warga asli Desa Kemutug Lor. Beliau
adalah warga dari daerah Jatilawang.
Ada sebagian warga
yang menganggap masa pemerintahan Desa Kemutug Lor yang dipegang oleh Ibu Unik
Hayati cenderung tidak tegas lantaran Kepala Desanya adalah seorng perempuan.
Namun dibalik itu semua, keadaan di Desa Kemutug Lor sampai sekarang masih
stabil.
Demikian sejarah
dan perkembangan Desa Kemutug Lor sampai tahun 2011 dan dengan sekilas gambaran
sejarah ini diharapkan dapat menghasilkan dokumen RPJM Desa yang akan mendorong
pembangunan secara maksimal khususnya bagi Desa Kemutug Lor.
D. Penduduk
Jumlah penduduk
Desa Kemutug Lor hingga Mei 2011 adalah sebanyak 4288 orang, dengan 1301 kepala
keluarga. Jumlah ini terdiri dari 2151 orang penduduk laki-laki dan 2137 orang
penduduk perempuan. Penduduk Desa Kemutug Lor sangat heterogen. Terutama dalam
agamanya. Selain penduduk pribumi, di desa ini terdapat 5 orang etnis China,
dan beberapa penduduk Belanda yang sering datang dan memiliki tempat tinggal
ataupun yang hanya sekedar homestay. Kepemelukan agama di desa ini adalah agama
Islam, Kristen, Katolik, dan kepercayaan tradisional. Statistika kependudukan,
dalam hal ini angka kematian, kelahiran, kedatangan, dan perpindahan juga
terjadi perubahan fluktuatif. Di tahun 2011 ini, tepatnya dalam 5 bulan
terakhir, statistic penduduk yang terjadi ditunjukkan dalam grafik berikut.
E. Keadaan
Kesehatan
Di desa Kemutug Lor
masih banyak masyarakat yang menggunakan wc lereng. Jumlah masyarakat yang
menggunakan wc lereng sekitar 270 KK dari 1301 , sekitar 25% (rata-rata
masyarakat yang di pinggir sungai). Pengetahuan masyarakat akan pentingnya
posyandu meningkat. Di desa Kemutug Lor pemanfaatan limbah bagus (diusahakan).
Tetapi pakan babi banyak mengandung (N), sehingga tanaman di pertanian tidak
berbuah. Hal ini sangat merugikan para petani. Pekerja di peternakan babi
kurang lebihnya berjumlah 100 orang, kebanyakannya dari masyarakat desa. Tetapi
pemilik peternakan bukan dari penduduk desa asli Kemutug Lor yaitu orang cina.
F.
Pendidikan
Tingkat pendidikan di Desa Kemutug Lor tergolong
cukup, hal ini didukung adanya fasilitas pendidikan yaitu :
·
Pendidikan persiapan diantaranya Pendidikan Anak
Usia dini ( PAUD ) 2 buah dan taman kanak-kanak 1 buah. Dengan jumlah guru dan
murid PAUD adalah 8 dan 35 orang, sedangkan jumlah guru dan murid TK adalah 4
dan 40 orang.
·
Pendidikan Dasar yaitu 2 Sekolah Dasar Negeri.
Dengan jumlah murid dan guru di SD I adalah 222 dan 7 orang guru dan murid,
sedangkan jumlah murid dan guru di SD II adalah 175/178 dan 6 orang guru dan
murid.
·
Pesantren 1 buah. Dengan jumlah pendidik tiga
dan jumlah murid 25.
·
Lembaga khusus seperti kejar paket C dan paket
B. Peket C yang sudah berdiri sejak tahun 2002, didirikan berdasarkan kebutuhan
masyarakat. Ironisnya, para petani jarang atau masih sedikit yang mengikuti
kejar paket C.
Sebagian besar penduduk Desa Kemutug Lor adalah masih tamatan
SD, terutama untuk mereka yang berusia lanjut/sudah matang sekali. Namun saat
ini sudah banyak masyarakat di Desa Kemutug Lor yang menamatkan sekolah sampai
tingkat SMP, SMA, bahkan ke jenjang S1. Terdapat sekitar 40 orang yang
melanjutkan ke S1, rata-rata dari mereka yang melanjutkan ke S1 adalah mendapat
bantuan dari BKM (Bantuan Khusus Murid) namun ada pula yang menggunakan biaya
sendiri.
G. Struktur
Pemerintahan Desa
Desa Kemutug Lor
memiliki kepala desa bernama Unik Hayati. Desa Kemutug Lor memiliki lima RW
dengan tiga puluh dua RT. Dengan perincian sebagai berikut: RW I = 8 RT, RW II
= 7 RT, RW III = 5 RT, RW IV = 6 RT, RW V = 6 RT. Tiap-tiap RT terdiri dari 30
kepala keluaraga yang tiap-tiap kepala keluarganya terdiri dari rata-rata lima
orang. Struktur pemerintahannya adalah sebagi berikut :
H.
---
|
KASI KESEJAHTERAAN DAN
PEMBERDAYAAN
|
TASWIN
|
KAUR UMUM
|
IDA LUSIANTI
|
KAUR KEUANGAN
|
KADUS III
|
DARSITO
|
SEKRETARIS
DESA
|
KEPALA DESA
|
UNIK HAYATI
|
KASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN
|
WAGIMIN
|
SAHIRIN
|
KADUS II
|
SISWORO
|
KADUS I
|
Struktur Ekonomi
Gambaran kondisi
perekonomian di Desa Kemutug Lor dapat dilihat mulai dari tingkat mata
pencaharian dan pola penggunaan lahan
a. Mata
pencaharian
Untuk memperoleh
kebutuhan hidup manusia selalu berjuang, kegiatan usaha tersebut merupakan
kewajiban bagi setiap umat manusia. Dilihat dari kegiatan manusia dalam kehidupan
sehari-hari, setiap manusia mempunyai usaha yang berbeda-beda menurut kemampuan
mereka masing-masing, kegiatan-kegiatan sehari-hari dalam pemenuhan akan
makanan dan lainnya akan sangat menentukan pola hidup keluarga dan lebih
leluasa masyarakat desa tersebut. Mata pencaharian sebagian besar warga
masyarakat desa kemutug Lor adalah pada bidang pertanian dan sebagian kecil perdagangan.
b.
Pola penggunaan lahan
Luas Desa Kemutug Lor seluruhnya adalah 1252
Ha, mayoritas penduduk di desa Kemutug Lor mempunyai pekerjaan sebagai petani
dan buruh tani serta jasa, oleh karena itu maka pemanfaatan lahan secara
optimal akan sangat berpengaruh pada ketersediaan lapangan kerja terutama
sektor pertanian. Lahan tersebut terbagi atas 40% perhutani, 30% permukiman dan
sisanya adalah BBPTUSP 30%.
I.
Struktur Sosial
Ditinjau dari jenis komoditas yang diusahakan,
penyusuna struktur sosial masyarakat pertanian dalam usaha tani yang ada di
Desa Kemutug Lor dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu komoditas pertanian
seperti padi, jagung, cabe, tomat, singkong, kepemilikan ternak diantaranya
babi dan ayam. Sebenarmya Desa Kemutug Lor bukanlah desa peternakan (tidak
diijinkan) tetapi tetap ditarik retribusi. Rata-rata yang memiliki peternakan
adalah orang chinese.
Pemeliharaan ternak dilakukan oleh penduduk Desa Kemutug
Lor sebagai pekerjaan sambilan bukan pekerjaan pokok. Pengembangan pola usaha peternakan
di Desa Kemutug Lor masih sangat memungkinkan walaupun Desa Kemutug Lor bukan
Desa peternakan.
Untuk hasil dari sektor pertanian, biasanya para
petani menjualnya langsung kepada tengkulak di wilayah sekitar Purwokerto.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM
A. Acara
1 : Hubungan Desa-Kota
Definisi masyarakat dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius
yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek,
artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk–bentuk
akhiran hidup, yang bukan disebabkan
oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur–unsur kekuatan lain dalam
lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Konsep
dan pengertian masyarakat dalam kajian sosiologi memiliki 4 syarat (Soekanto,
1986):
1)
Manusia yang hidup bersama,
2)
Bercampur dalam kurun waktu yang cukup lama,
3)
Menyadari adanya satu kesatuan,
4)
Membentuk system hidup bersama serta menciptakan
kebudayaan.
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan
yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan
pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber
tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja
musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan
di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Sebaliknya,
kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti
bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak
tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga
menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh
orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga
di bidang medis atau kesehatan, montir-montir, elektronika dan alat
transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya
peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
Pengertian desa
menurut Paul H. Landis dalam Soekanto (1986) adalah:
1.) Tempat
wilayah yang dihuni kurang dari 2500,
2.) Pergaulannya
ditandai oleh sikap keakraban, keramahan yang meluas,
3.) Merupakan
pusat kegiatan pertanian dalam arti luas.
Pengertian
masyarakat kota atau industri dicirikan sebagai:
1.) Masyarakat
yang orang-orangnya sangat heterogen/varitif,
2.) Pegaulannya
bersifat cosmopolitan/patembayan,
3.) Pusat
kegiatannya pada bidang non pertanian.
Perbedaan-perbedaan antara kota dengan desa, dapat
dilihat melalui berbagai aspek :
1.
Lingkungan
2.
Mata pencaharian
3.
Jumlah dan kepadatan penduduk
4.
Deferensiasi sosial
5.
Strategi sosial
6.
Mobilitas sosial
7.
Interaksi sosial
8.
Solidaritas sosial
9.
Homogenitas
10. Gaya
hidup
11. Prasarana
dan teknologi
12. Kelembagaan
Desa berhubungan dengan kota melalui berbagai
jaringan, baik yang bersifat material maupun non material. Adapun gejala-gejala
yang dapat mempererat hubungan desa-kota dapat diamati melalui berbagai aspek,
yaitu :
·
Masuknya ekonomi uang ke desa
Desa Kemutug Lor dalam
hubungan masuknya ekonomi uang ke desa dikatakan cukup lancar karena pemasaran
yang dilakukan petani atau pedagang cukup mudah dan keperluan petani cukup
mudah didapat. Pendapatan yang didapat masyarakat di desa ini sebagian besar
dari hasil pertanian. Jasa petani yang mempunyai keterampilan mampu mengurangi
pengangguran di desa ini. Terdapat pula usaha peternakan yaitu ayam dan babi.
Produksi ayam petelor dalam 1 hari mencapai 1 mobil ss cole kecil (1/2 ton).
Namun dalam prakteknya, yang memiliki peternakan ayam petelor bukanlah
masyarakat asli desa Kemutug Lor, seperti halnya pada peternakan babi, yang
memiliki adalah orang-orang keturunan Cina, namun untuk para pekerjanya masih
orang-orang asli Kemutug Lor.
·
Pemasaran hasil-hasil pertanian ke kota
Petani atau pedagang di desa ini memasarkan hasil
pertanian mereka ke kota dengan cara dikumpulkan terlebih dahulu lalu diangkut
dengan kendaraan, karena jarak antara desa Kemutug Lor dengan perkotaan adalah
cukup dekat, sehingga tidak terdapat kendala yang berarti.
·
Masuknya barang konsumsi ke desa
Barang-barang
konsumsi yang berasal dari luar desa masuk secara perorangan karena koperasi
yang ada tidak digunakan secara maksimal.
·
Tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota
Ada beberapa
perempuan di desa Kemutug Lor menjadi TKW di berbagai negara. Sedangkan yang
laki-lakinya ada beberapa yang menjadi buruh di Jakarta. Banyak penduduk desa
Kemutug Lor yang menamatkan sekolah paling tinggi adalah Sekolah Menengah
Pertama (SMP), sedangkan jika ingin meneruskan di SMA, mereka akan ke luar desa
atau mungkin ke kota. Ada pula beberapa masyarakat Kemutug Lor yang bekerja di
kota karena ada ikatan dinas.
·
Menyekolahkan anak-anak ke kota
Untuk masyarakat yang menyekolahkan anak-anak mereka
ke kota semakin banyak saja terutama untuk anak-anak yang menempuh pendidikan
SMA. Mereka yang menyekoahkan anak-anak mereka ke kota biasanya yang
perekonomian keluarganya bias dibilang cukup mampu. Kesadaran mereka tentang
pendidikan sudah cukup baik. Namun masih ada orang tua yang tidak memperhatikan
tentang pendidikan.
·
Pembentukan organisasi modern di desa
Banyak masyarakat
yang tidak tertarik dengan partai, politik, dsb. Untuk organisasi sosial
sendiri tidak ada (tidak aktif). Pelatihan untuk orang-orang juga tidak
prodoktif. Memang terdapat organisasi karang taruna namun kurang aktif
dikarenakan remaja di desa Kemutug Lor kurang produktif.
·
Bertambahnya jaringan komunikasi massa
Pekembangan
komunikasi di desa Kemutug Lor bias dikatakan sangat pesat. Sebagian besar
masyarakat sudah memiliki telepon genggam. Terdapat pula warnet di desa Kemutug
Lor.
·
Masuknya teknologi pertanian ke desa
Teknologi
pertanian yang masuk ke desa biasanya murni dari Dinas Pertanian. Dari Dinas
Pertanian masuk ke desa, ke Gapoktan, lalu didistribusikan ke para petani. Alat
teknologi pertanian yang terdapat di desa ini meliputi mesin slep mill dan hand
traktor. Dalam menyikapi teknologi baru, masyarakat di desa ini langsung
sepenuhnya menerima dengan tangan terbuka, akan tetapi masyarakat menunggu
bukti konkrit apakah teknologi tersebut dapat memudahkan dan menguntungkan
masyarakat atau tidak.
B. Acara
2 : Bentuk-Bentuk Kerjasama
Bentuk-bentuk kerjasama
hubungan antara kota dan desa adalah:
1. Urbanisasi dan Urbanisme
Urbanisasi
disebabkan oleh faktor-faktor yang
mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya dan faktor-faktor yang ada dikota yang menarik
penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota.
2. Perdagangan
Masyarakat Kemutug Lor menjual hasil-hasil pertanian ke Kota
dan kemudian dari Kota menjualnya ke masyarakat.
3. Pariwisata
Desa Kemutug Lor mempunyai tempat pariwisata yang banyak di
kunjungi masyarakat dari Kota bahkan dari Luar Negeri.
4. Trasmigrasi
Kerjasama untuk membangun di bidang Ekonomi antara Desa dan
Kota.
5. Peminjaman
Modal
Dilakukan oleh Bank kepada para penduduk yang membutuhkan
modal dengan jaminan sertifikat.
6. Pembangun
Banyak
masyarakat Desa yang bekerja sebagai kuli bangunan di Kota.
C. Acara
3 : Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial atau gerak sosial yang terjadi dalam
masyarakat memiliki dimensi yang luas. Pada hakekatnya manusia sebagai makhluk
individu dan sosial senantiasa ada dalam suatu proses gerak sosial. Colhum
(1978), menyebutkan bahwa gerak sosial masyarakat cenderung ke atas dan ke
bawah, karena yang disbeut vertical moblity. Sedangkan Soekarno (1986),
mengatakan bahwa disamping adanya gerak sosial vertikal, juga ada gerak sosial
horisonal. Mobilitas horisontal adalah pergeseran status sosial pada tingkat
yang sama tidak menujukkan adanya gerakan menanjak atau menurun, tetapi berada
dalam posisi yang sama.
Menurut Nasution (1975), faktor yang mendasari gerak
sosial sangat tergantung dengan sifat atau sistem yang berlaku dalam
masyarakat.
Desa Kemutug lor terjadi mobilitas pendidikan ,
ketenagakerjaan. sebab banyak warganya yang bekerja sebagai buruh tani,
peternak, dan guru. Sedangkan di pendidikan banyak warganya yang lulusan SD,
lulusan S1 hanya 3 orang.
Penduduk yang
ada di desa kemutug lor juga ada yang bekerja di kota sebagai pegawai negri
ikatan dinas , dan pengusaha-pengusaha wiraswasta yang berdagang dikota.
Urbanisasi di desa Kemutug lor juga tidak menunjukkan
angka yang tinggi. Lima bulan belakangan ini, warga yang datang maupun yang
pergi hanya sedikit. Ini dikarenakan sosial masyarakat desa yang tidak terlalu
ingin pindah, alasannya macam-macam. Kebanyakan diatara mereka tidak mau
meninggalkan tanah kelahirannya, ada juga yang tidak mau karena takut tidak
bisa bersosialisasi di lingkungan yang baru, atau karena mereka sudah mencintai
pekerjaan mereka entah itu petani maupun guru.
Warga yang datang juga tidak terlalu banyak. Biasanya
jika warganya menikah, contohnya suami membawa istrinya untuk tinggal di desa
Kemutug Lor. Bisa juga karena keluarga yang ikut kakak atau adinya untuk
tinggal di Kemutug Lor. Ada juga yang pendatang dari daerah lain , tetapi angka
kedatangannya tidak besar . mungkin hanya tiga atau empat keluarga yang menetap
di desa Kemutug Lor . Sebagian besar di desa Kemutug Lor yang menetap yaitu
dari lingkup keluarga turun menurun.
D. Acara
4 : Masuknya Teknologi Baru ke Desa
Teknologi-teknologi
pertanian yang sudah ada di desa kemutug lor adalah penyuluhan-penyuluhan dari
tim penyuluh desa maupun penyuluhan dari seorang trainer serta penggunaan mesin
pertanian yaitu handtractor. Hal ini cukup
membawa manfaat bagi pengolahan pertanian, misalnya pengolahan tanah menjadi
lebih cepat selesai setelah penggunaan alat ini. Dampak negatifnya hanyalah
pada para petani yang dulunya memakai tenaga hewan ternak, setelah adanya
teknologi hewan-hewan tersebut tidak dipakai.
Penggunaan
handtractor di desa kemutug lor belum 100% efektif, karena traktor yang
tersedia hanya tiga. Hal ini sangat lucu, desa tidak memiliki alat teknologi
tsb, melainkan para petaini yang memiliki alat teknologi tsb, traktor tersebut
merupakan traktor yang di punyai oleh para petani desa kemutug lor. namun
traktor tersebut sering di sewakan ke para petani lainnya, agar para petani
desa kemutug lor tidak begitu ketinggalan zaman. Dalam penggunaan traktor
tersebut petani masih banyak yang belum tau cara pemakaian yang benar, mereka
hanya tahu dengan apa yang sering mereka pakai yaitu kerbau bajak,sedikit demi
sedikit para petani desa kemutug lor mulai membiasakan menggunakan teknologi
yang ada. sehingg para petani mulai mengerti manfaat yang ada pada suatu
teknologi tsb.
Secara tradisional hubungan desa-kota diindikasikan
dengan adanya aliran produk/jasa perkotaan yang harus “dibayar” oleh masyarakat
pedesaan melalui aliran dana/kapital dari desa ke kota. Kondisi ini secara umum
dikenal dengan rendahnya nilai tukar (terms of trade) produk/jasa (dalam bentuk
dana/kapital) masyarakat perdesaan terhadap produk/jasa perkotaan. Pendekatan
KDK diharapkan dapat menaikkan nilai tukar produk/jasa masyarakat perdesaan
melalui:
Teknologi merupakan cara-cara melaksanakan sesuatu hal
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Praktikum yang kami lakukan adalah
mengamati daerah Baturaden. Baturaden merupakan suatu kotatip,karena letaknya
yang berdekatan dengan Ibu kota Kabupaten Banyumas yaitu Purwokerto. Pengamatan
yang dilakukan adalah tentang masuknya teknologi baru yang ada di
Baturaden.Wilayah Baturaden sangat luas,kebetulan kami mendapatkan tugas di
bagian Desa Kemutug Lor.
Dalam praktikum,Kami mewawancarai salah seorang tokoh
masyarakat Beliau merupakan Ketua kelompok tani di Kelurahan kemutug lord an
beliau juga yang mempunyai tractor tsb.Sesuai dengan perintah praktikum,kami
bertanya seperti yang dibawah ini:
1.Siapa atau Golongan Mana Yang Memasukkan Teknologi Baru
Kelurahan kemutug lor sebagian besar terdapat banyak
lahan pertanian,maka diperlukan suatu organisasi di bidang pertanian.Di kemutug
lor terdapat dua organisasi disektor pertanian yaitu kelompok tani Subur dan
kelompok tani Makmur.Kedua organisasi ini saling berkaitan demi kemakmuran para
petani yang ada di Kelurahan kemutug lor .Teknologi yang pertama masuk dibawa
oleh kelompok tani Subur pada Tahun 1982.Semakin berkembangnya zaman,Alat-alat
modern semakin menyebar luas di daerah Baturaden khususnya desa kemutug lor.
2.Atas Dasar Pertimbangan Apa Teknologi Tersebut DiMasukkan
Lahan pertanian yang luas mendasari teknologi
pertanian harus digunakan diwilayah kami. Sebelum teknologi baru masuk di
kemutug lor, Para kelompok tani mengadakan musyawarah/rapat.Setelah
dipertimbangkan,Teknologi baru memang sangat dibutuhkan.Karena dengan teknologi
modern dapat menghemat waktu dan tenaga kerja.
3.Bagaimana Respon atau Ketersediaan Masyarakat Dalam Menerima Teknologi
Tersebut
Masyarakat dan para petani sangat mengharapkan adanya
teknologi tsb .Mayoritas warga kemutug lor banyak yang mengandalkan sektor
pertanian untuk kelangsungan hidup.Dengan adanya teknologi baru,sangat membantu
para petani dalam pengolahan lahan pertanian dan pengolahan hasil pertanian.
4.Golongan Petani Mana Yang Paling cepat menerima Teknologi Baru Tersebut
dan Golongan/Individu petani Yang Paling Lambat Menerima Teknologi Baru
Tersebut
Kelompok Tani Subur paling cepat Menerima
teknologi,karena teknologi pertanian yang pertama kali masuk di kemutug lor
dibawa oleh salah seorang anggota kelompok tani Subur.Setelah itu seluruh warga
mengikuti menggunakan teknologi,karena efisien waktu dan hemat tenaga.Tapi
kebanyakan warga masih menggunakan alat tradisional,karena sudah terbiasa
menggunakan alat alat tersebut secara turun temurun.
5.Adakah Golongan Yang Menentang atau Menolak Teknologi Baru Tersebut
Masyarakat kemutug lor sangat senang jika ada alat
pertanian yang lebih praktis,jadi masyarakat tidak ada yang menolak teknologi
pertanian yang masuk di desa kami.
Wawancara yang telah dilakukan oleh kelompok kami,ada
beberapa pesan yang di titipkan ke pada kami yaitu: beliau bepesan agar para
pemuda-pemuda bangsa terus mengembangkan sektor pertanian,khususnya kepada kami
yang mengambil jurusan pertanian.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Praktikum yang
telah kami lakukan di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden menghasilkan
kesimpulan bahwa desa ini sudah cukup berkembang, terutama sebagi desa sector
wisata. Namun dalam pertanian, perkembangan desa ini cenderung jauh tertinggal
dari desa di daerah bawah (dataran rendah jauh dari kaki gunung). Kondisi
masyarakat desa ini juga terkadang cenderung tertutup untuk hal-hal baru. Dan
kurangnya perhatian pemerintah akan pertanian di desa ini meskipun desa ini
potensial dalam pertanian.
B. Saran
Pihak-pihak yang ahli
dalam pertanian, dalam hal ini pemerintah maupun civitas akademika UNSOED,
untuk lebih memperhatikan wilayah-wilayah di sekitarnya. Dan untuk selanjutnya,
tidak hanya praktikum berupa pengumpulan data yang dilakukan, namun ada bukti
konkrit tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Semoga hasil
praktikum iini benar-benar dijadikan pertimbangan untuk proses yang
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar