I. PENDAHULUAN
- Latar
belakang
Seperti halnya
mitosis, meiosis merupakan peristiwa yang dialami nukleus., dan banyak kejadian
dari dua proses itu adalah identik.
Namun demikian, ada beberapa perbedaan penting antara dua proses itu
yang memberikan hasil genetik yang sangat berlainan. Pada meiosis terjadi dua
kali pembelahan nukleus berturut-turut dan terjadilah kombinasi genetik baru.
Proses pembelahan meiosis terdiri dari meiosis I dan meiosis II.
Meiosis I
merupakan proses pembelahan reduksi sejati yang pada proses ini, jumlah
kromosom akan menjadi setengah jumlah semula. Meiosis II merupakan proses
pembelahan duplikasi. Kedua pembelahan ini, tahapan-tahapannya berlangsung sama
seperti pada proses mitosis. Profose pada pembelahan meiosis pertama (Profose I)
mempunyai 5 tahapan pembelahan, karena meliputi beberapa proses penting yang
harus dilalui.
Crowder (1986)
menjelaskan dalam bukunya “Genetika Tumbuhan” bahwa meiosis terdiri dari
beberapa fase yaitu, interfase premiotik, dimana morfologi sel serupa dengan
sel-sel premiotik tetapi pada akhir interfase, inti dari sel-sel premiotik
mulai membesar. Permulaan G2 suatu perubahan yang searah membuat sel
menuju meiosis. Pembelahan meiosis I merupakan fase berikutnya yang terdiri
dari profase I, anafase I, tetofase I, dan interkinesis. Selanjutnya,
pembelahan meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, dan
telofase II.
- Tujuan
Praktikum pengamatan meiosis ini diharapkan praktikan dapat mengamati dan
mengetahui perubahan kromosom pada tiap-tiap fase meiosis pada benang sari
bunga amarilis dan telur belalang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sel dibagi
menjadi 2 kelas utama, yaitu eukariot dan prokariot. Perbedaan utama diantara
keduanya terletak pada ada atau tidaknya membran inti yang membatasi inti sel
dan sitoplasma. Organisme prokariot tidak memiliki membran inti dan eukariot
memiliki membran inti. Semua sel hewan dan tumbuhan adalah eukariot dan
bakteri, cyanobacteria dan mycoplasma adalah prokariot (Sticberger,1985).
2 Ciri pembelahan secara meiosis
adalah:
-
Terjadi di sel kelamin
-
Jumlah sel anaknya 4
-
Jumlah kromosen 1/2 induknya
-
Pembelahan terjadi 2 kali
-
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi
seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari
kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel
anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel,
yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II).(Pai,1987).
1 Meiosis merupakan proses yang rumit yang
mengakibatkan reduksi jumlah kromosom menjadi 1n, sehingga gamet jantan dan
betina mempunyai jumlah kromosom yang haploid. Apabila terjadi pembuahan
(penggabungan gamet jantan dan betina), maka diperoleh kembali keadaan 2n.
mmeiosis juga membentuk kombinasi gen baru, yaitu menimbulkan keragaman genetic
melalui penggabungan secara rambang kromosom tetua dan melalui pertukaran bahan
genetik antara kromosom dari bapak dan induknya (kromosom homolog). (Crowder,
1986).
3 Keseluruhan proses meiosis ini melibatkan dua tahapan pembelahan yang
terpisah yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I merupakan proses pembelahan
reduksi sejati yang pada proses ini, jumlah kromosom akan menjadi setengah
jumlah semula. Meiosis II merupakan proses pembelahan duplikasi. Kedua
pembelahan ini, tahapan-tahapannya berlangsung sama seperti pada proses
mitosis. Profose pada pembelahan meiosis pertama (Profose I) mempunyai 5
tahapan pembelahan, karena meliputi beberapa proses penting yang harus dilalui
(Yatim,1991).
Organisme prokariot tidak mengalami pembelahan sel berupa mitosis atupun
meiosis, ia hanya mengalami pembelahan sel berupa amitosis, salah satu
contohnya adalah pembelahan biner. Organisme eukariot mengalami pembelahan sel
secara mitosis pada sel somatisnya dan meiosis pada sel gametnya (Stainfield,1991)
Meiosis berperan dalam proses gametogenesis pada sel hewan. Gametogenesis
adalah proses pembentukan gamet (n) oleh germ line (2n).
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di organ tertentu
(testes). Sel anak hasil pembelahan meiosis akan berkembang menjadi gamet,
kemudian sel yang dihasilkan akan terdiferensiasi menjadi sperma (gambar 6).
pembentukan sperma dimulai saat manusia memasuki tahap pubertas. Laki-laki
dewasa normal dapat memproduksi 200.000.000 sperma per harinya. Setelah sperma
terbentuk, maka ia akan bergerak ke epididimis dan mengalami pematangan (Adisoemarto,1988).
Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin,
kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor,
telomer dan sentrosom.
1. .Kromatin adalah gabungan rantai DNA, protein histon dan protein
non-histon, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel eukariot
2. Kromatid adalah duplikat kromosom yang terbentuk dari replikasi DNA
yang tetap bersatu dengan duplikat lain pada sentromer
3. Sister chromatid adalah dua kromatid identik hasil proses
duplikasi
4. Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA
dan tergabung dengan protein.kromosom membawa bagian dari informasi genetik
suatu organisme
5. Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan
struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama.
Kinetokor adalah protein yang terletak di sentromer tiap kromosom.
6. Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot, telomer berasal dari
bahasa yunani yaitu Telos:ujung. Telomer berhubungan dengan rantai
karakteristik DNA.
7. Sentorosom terletak ditengah organel dari sel hewan yang menjadi pusat
pengatur mikrotubulus dan bertindak sebgai kutub spindel selama proses mitosis
(Alberts, B. dkk. 2002:17).
III. BAHAN DAN ALAT
A. Bahan
1. kuncup bunga
amarilis
2. sel telur
belalang
3. larutan
farmer (1 bagian asam asetat glacial + 3 bagian alkohol absolut)
4. ethanol 70%
5. Aseto
orcein atau arseto carmin (larutan staining).
6. alkohol
70%
- Alat
- Pipet.
- Pinset.
- Coverglass.
- mikroskop
- kaca preparat
- pensil
- jarum atau silet
- tissue
- petridish
- Bunsen.
- Alat tulis
IV. PROSEDUR KERJA
- Pengumpulan bunga dan fiksasi
Fiksasi bagian
bunga dengan larutan farmer (1 bagian asam asetat glacial + 3 bagian alkohol
absolut) selama 1-24 jam, lalu cuci dengan alcohol 70%.
- Penyiapan preparat
- Lepaskan malai maupun kuncup bunga pada gelas arloji atau petridish. Segera teteskan ethanol 70% untuk menjaga kelembaban bahan.
- Bila kuncup bunga atau benang sari terlalu kecil, pemisahan dapat dilakukan dibawah mikroskop diseksi. Latar belakang kertas berwarna hitam akan sangat membantu pemisahan ini karena bahan cenderung berwarna jernih setelah difiksasi.
- Usahakan agar benang sari selalu dalam keadaan basah oleh ethanol 70%
- Ambilah satu atau dua benang sari dan diletakkan diatas gelas preparat yang telah terlebih dahulu ditetesi pewarna aseto carmin atau aseto orcein.
- Uraikan benang sari dengan menggunakan skapel, jarum atau silet.
- Tutup preparat dengan cover glass dan dipanaskan diatas api alkohol, dijaga jangan sampai mendidih. Jaga agar bahan tidak kering karena pemanasan.
- Setelah dipanasi, lakukanlah peremasan pelan-pelan dan hati-hati dengan ibu jari atau pangkal pensil yang tumpul.
- Amati preparat dibawah mikroskop
- Untuk memperbesar kemungkinan memperoleh obyek yang diamati, buatlah lebih dari satu preparat yang terdiri dari benang sari dari berbagai stadia dan letaknya pada malai
- Amati preparat dibawah mikroskop.
i.
Cari
dan amati fase-fase dalam mitosis pada preparat yang dibuat.
ii.
Hitunglah
fase manakah yang jumlahnya paling banyak.
iii. Gambarlah fase-fase yang ada pada preparat
yang dibuat.
iv. Catat perbesaran yang digunakan.
V. HASIL PENGAMATAN
Preparat : telur belalang siang (12
pasang kromosom)
Gambar
|
Keterangan
|
|
|
Telofase I
1. kromosom
2. sitoplasma
perbesaran 40 X
|
|
|
Telofase II
1. kromosom
2. sitoplasma
perbesaran 40 X
|
|
|
Metaphase I
1. kromosom
perbesaran 40 X
|
|
|
Metaphase II
1. kromosom
perbesaran 40 X
|
|
|
Profase I
Perbesaran 10 X
|
|
|
Profase II
Perbesaran 10 X
|
|
Preparat : telur belalang pagi (12
pasang kromosom)
Gambar
|
Keterangan
|
|
Anaphase II
1. kromosom
|
|
Telofase I
1. Sitoplasma
2. kromosom
Perbesaran 40 X
|
Preparat : bunga amarilis pagi (11
pasang kromosom)
Gambar
|
Keterangan
|
|
Telofase I
1. kromosom
2. dinding sel
Perbesaran 40 X
|
|
Telofase II
1. kromosom
2. dinding sel
Perbesaran 40 X
|
Preparat : bunga amarilis siang (11
pasang kromosom)
Gambar
|
Keterangan
|
|
Telofase I
1. kromosom
2. dinding sel
Perbesaran 40 X
|
|
Telofase II
1.dinding sel
2. kromosom
Perbesaran 40 X
|
|
Metaphase I
1.kromosom
2. dinding sel
3. sitoplasma
Perbesaran 40 X
|
|
Profase I
1.kromosom
2. dinding sel
Perbesaran 10 X
|
|
Metaphase II
1. kromosom
2. dinding sel
3. sitoplasma
Perbesaran 40 X
|
VI. PEMBAHASAN
Meiosis
atau pembelahan reduksi adalah pembelahan dengan proses yang hampir sama dengan
pembelahan mitosis namun pada meiosis terjadi pengurangan (reduksi) jumlah
kromosom. Meiosis terbagi menjadi 2 tahapan besar yaitu meiosis I dan meiosis
II, masa istirahat antara keduanya disebut interfase.Meiosis
hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah.
Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog
serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping
itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I
(meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis Idan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan.
Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan
meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh
karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I,
profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali
proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan
empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah
dari jumlah kromosom sel induk.
Meiosis
merupakan pembelahan sel yang spesifik karena hanya berlangsung di waktu
pembentukan gamet-gamet saja, dimana jumlah kromosom diparuh dari keadaan diploid
(2n) menjadi haploid (n).Daur meiosis berlangsung lebih lama daripada
pembelahan mitosis dari satu sampai dua hari. Meiosis ini berlangsung dalam dua
kali pembelahan inti berturut-turut, yang disebut meiosis I dan meiosis II .Pembelahan
meiosis I dimulai dengan profase I sampai telofase I, begitu juga meiosis II. (Suryo,
1984).
Meiosis
merupakan proses yang rumit yang mengakibatkan reduksi jumlah kromosom menjadi
ln, sehingga gamet jantan dan gamet betina mempinyai kromosom haploid. Apabila
terjadi pembuahan (penggabungan gamet jantan dan gamet betina), maka diperoleh
kembali keadaan diploid (2n). meiosis juga membentuk kombinasi gen baru karena
terjadinya pindah silang atau crossing
over, yang nantinya akan menyebabkan keanekaragaman genetik (Crowder, 1986).
1.
Kromosom yang berpasangan terletak berderet pada bidang
ekuator pada metafase I.
2.
Reduksi jumlah kromosom terjadi pada anafase I.
3.
Setelah metafase I, jumlah kromososm haploid.
4.
Kromosom sel baru secara genetis dapat berbeda dari
kromosom sel sebelum meiosis karena terjadinya.pindah silang.
Pada praktikum pengamatan meiosis kali ini menggunakan kuncup bunga
amarilis dan sel telur belalang sebagai bahan yang diamati. Bahan yang
digunakan umumnya mempunyai jumlah kromosom yang relatif sedikit, pada kuncup
bunga amarilis adalah 11 pasang kromosom sedangkan pada sel telur belalang
adalah 12 pasang kromosom sehingga dapat mempermudah pengamatan.
Prosedur kerja pertama adalah pengumpulan bunga dan fiksasi. Kuncup bunga
amarilis (benang sari) dan sel telur belalang segera difiksasi dengan
menggunakan proses meiosis yang mungkin sedang berlangsung dengan larutan
farmer (1 bagian asam asetat glacial + 3 bagian alkohol absolut) selama 1 – 24
jam, setelah itu cuci dengan alkohol 70
% yang berfungsi untuk mempertahankan kondisi benang sari agar bisa diamati..
Hal ini dilakukan pada pagi hari karena bunga tersebut masih dalam
keadaan segar, dan tujuan mengfiksasi bahan tadi yaitu untuk menghentikan kegiatan sel bunga amarilis dan sel
telur belalang. Sebelum preparat dibuat, kegiatan pembelahan pada sel bunga
amarilis dan sel telur belalang harus dihentikan agar fase – fase meiosis mudah
diamati. Pada siang hari juga dilakukan hal yang sama yaitu mengfiksasi bahan
tetapi hanya di fiksasi selama 1 jam.
Pada penyiapan preparat, kuncup bunga amarilis dan sel telur ditetesi
ethanol 70 % untuk menjaga kelembaban. Sel bunga amarilis dan sel telur di
letakan diatas kaca preparat dan ditetesi pewarna aseto orcain atau aseto carmin.
Gamet bersifat haploid (n) tetapi berasal dari sebuah sel induk diploid
(2n). Berhubung dengan itu pembentukan gamet harus didahului dengan pembelahan
reduksi dari jumlah kromosom pembelahan ini lazim disebut meiosis. Berbeda
dengan mitosis, meiosis ini berlangsung dalam 2 tingkat yaitu :
- Meiosis I,
yang terdiri atas beberapa fase :
Profase I
-
Leptoten
Kromosom terlihat
sebagai benang-benang panjang, yang ujung-ujungnya mengarah ke suatu tempat
(polarisasi). Benang-benang tersebut terlihat ada daerah yang tebal (kromomer)
dan daerah yang tipis
Sister kromatid sangat dekat sehingga sulit dibedakan (dilihat)
-
Zigoten
Kromosom-kromosom
homolog (paternal dan maternal) saling berdekatan dan berpasangan ®
sinapsis
-
Pachyten
Benang-benang
(kromosom) homolog (bivalen) melekat erat, masing-masing bivalen terdiri dari 4
benang kromatid (tetrad)
-
Diploten
Terjadi
pemendekan kromosom, terjadi pemisahan pasangan kromosom, pembentukan kiasmata.
-
Diakinesis
Pemendekan
kromosom mendekati maksimum, kiasmata mendekati ujung dan jumlahnya makin
berkurang, benang gelendong mulai membentuk dan selaput inti hilang.
Berakhirnya profase I, nukleus dan dinding nukleus menghilang, kemudian
gelendong inti spindel mulai terbentuk.
Metaphase I
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
.Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.
Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
.Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.
Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
B. Meiosis
II, yang terdiri atas beberapa fase :
Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya.
Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
TelofaseII
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.
Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya.
Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
TelofaseII
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.
Hasil
praktikum antara preparat siang dan pagi adalah : Hasil penemuannya pada
preparat siang lebih banyak fase yang ditemukan dibandingkan dengan preparat
pagi. Hal ini dikarenakan pada preparat pagi bahan di fiksasi dengan larutan
farmer, sedangkan larutan farmer berfungsi untuk menghentikan kegiatan sel
bunga dan sel telur yang dapat memperlambat fase yang seharusnya dilakukan.
Sedangkan pada preparat siang fase tidak difiksasi sehingga bunga dan telur
tersebut dapat melakukan kegiatan yaitu melakukan pembelahan sel.
Kuncup bunga
amarilis
Gambar
fase meiosis pada bunga amarilis
VII. KESIMPULAN
- Kesimpulan
- Meiosis merupakan proses yang rumit yang mengakibatkan reduksi jumlah kromosom menjadi 1n, sehingga gamet jantan dan betina mempunyai jumlah kromosom yang haploid.
- meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II).
B.
Saran
Seharusnya bahan
untuk praktikum disediakan oleh laboratorium bukan dari mahasiswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Adisoemarto, soenartono. 1988. Genetika Edisi Ketiga. Erlangga :
Jakarta
Alberts, B. dkk. 2002. Glossary.
95 hlm. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mboc4.glossary.4754#5215,6
juni 2009, jam 16.35 wib.
Biocell. 2009. The
Cell Cycle and Mitosis Tutorial. Diakses dari www.biology.arizona.edu pada tanggal 7 juni 2009,jam 16.45 wib.
Crowder,
L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gadjah
Mada University
Press:Yogyakarta .
Kimball,
J. W. 1992. Biologi Jilid 1. Penerbit Erlangga:Jakarta .
Pai, C. Anna. 1987. Dasar-dasar
Genetika. Jakarta
: Erlangga.
Standfield,
W. D.1991.Genetika: Teori
dan Soal-Soal.Erlangga:Jakarta
Sticberger,
Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company: New York .
Suryo. 1984. Genetika. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta .
Yatim, W. 1991. Genetika. Tarsito. Bandung
kak, boleh minta gambar tiap fase pembelahan meiosisnya kak?
BalasHapus