I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam dunia genetika, mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel
anka yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui
pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-turut. Proses ini terjadi
bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan. di luar inti sel
(sitokinesis). Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan hamper semua organisme.
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan
titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun
hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada
hewan terbentuk aster dan
terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua
sel anak menjadi terpisah.
Fase mitosis atau
disingkat fase M, diikuti fase interfase yang merupakan 90% jumlah total siklus
sel. Selama interfase sintesa DNA untuk menduplikasi kromosom terjadi. Selama
interfase dibagi lagi menjadi ke dalam sub fase yaitu sub fase G1, yaitu fase sebelum sintesa DNA terjadi. Huruf G
berasal dari kata gap. Jadi G1 berarti gap antara pembelahan sel dan sintesa
DNA. Sub fase setelah G1 adalah sub fase
S, yaitu ketika sintesa (replikasi) DNA terjadi. Sub fase berikutnya adalah
sub fase G2, yaitu periode antara
selesainya sintetis DNA ke pembelahan sel. Selama fase gap baik G1 maupun G2
adalah saat aktivitas metabolisme berlangsung.
B. Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pembelahan sel secara mitosis dan
mengetahui fase-fase yang terjadi pada pembelahan mitosis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Unit
terkecil dari makhluk hidup dinamakan sel. Semua benda hidup tersusun dari unit
dasar ini, dari struktur uniselular yang sederhana seperti bakteri dan protozoa
hingga struktur-struktur kompleks seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Di dalam
sel terdapat berbagai macam materi kimia yang membentuk suatu organel-organel,
inti sel dan lainnya. Di dalam inti sel dari kebanyakan makhluk terdapat
kromosom, yaitu benda-benda halus berbentuk batang panjang atau pendek dan
berbentuk lurus atau bengkok (Suryo,1986).
Semua
sel somatik dalam suatu organisme multislular berasal dari satu sel, yaitu
zigot, melalui proses pembelahan yang disebut mitosis. fungsi mitosis mula-mula
membentuk salinan yang sama dari setiap kromosom dan kemudian melalui sel asal
(induk), mendistribusikan suatu set kromosom yang identik kepada kedua sel anak
(Stanfield, 1991).
Mitosis
pada tanaman terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam. Ini merupakan bagian
dari suatu proses yang berputar dan terus menerus (Crowder, 1984).
Mitosis berlaku pada pembelahan inti
sedangkan pembelahan sitoplasma disebut sitokinesis. Pembelahan inti terdapat
pada embrio seluruh jaringan. Fase-fase dari pembelahan mitosis ini terdiri
dari 4 fase yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase (Yatim,1983).
- Profase,
proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nukleus dan
diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat
tebal.
- Metafase,
ciriutama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong
pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. gelendong ini membentuk
kutub-kutub pembelahan tempat sentromer mikrotubuls bertumpu.
- Anafase,
pada fase ini kromosom yang mengumpul ditengah sel terpisah dan mengumpul
pada masing-masing kutub, sehingga terlihat ada dua kumpulan kromosom.
- Telofase,
adalah fase finishing. Dalam telofase ada dua tahapan yaitu telofase awal
dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang
memisahkan antara sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel
anak sudah benar-benar terpisah.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi pembelahan sel :
- Penempelan (sel bertumpu) : sel membelah
setelah sel bertumpu/menempel.
- Kerapatan sel : sel berhenti membelah setelah
seluruh permukaan dilapisi satu lapis sel.
- Faktor pertumbuhan (growth factors) : walau
seluruh permukaan telah penuh sel, bila ditambahi sel maka pembelahan sel berlangsung
mengakibatkan penumpukan sel.
Fungsi mitosis untuk
pertumbuhan, pengganti sel yang rusak, dan reproduksi aseksual. (pai,1987)
Pembelahan sel yang lengkap dibedakan atas dua proses,
yaitu pembelahan inti sel (disebut karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma
(disebut sitokinesis).(suryo,1986)
III. ALAT DAN BAHAN
A. Bahan
- Akar
bawang merah (Allium ascalonicum).
- 0,002 M
Hydroxychinolin.
- Larutan
asam asetat (CH3COOH) 45%.
- Aseto
orcein atau arseto carmin (larutan staining).
- Larutan HCl.
- Aquades.
B. Alat
- Cutter.
- Pipet.
- Pinset.
- Coverglass.
- Botol
maserasi.
- Korek
api.
- Jarum.
- Beker
glass.
- Thermometer.
- Alat
tulis.
- Petridish.
- Kaca
preparat.
- Tabung
reaksi.
- Kertas
penutup (buram).
- Tissue.
- Bunsen.
- Mikroskop.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Pilih umbi bawang merah yang bagus dan
sehat dan dikecambahkan di air sampai muncul akar.
2. Cuci akar bawang merah dengan air sampai
bersih.
3. Potong ujung akar bawang merah sepanjang +
1 cm dan masukkan kedalam larutan 0,002 M Hydroxychinolin, simpan diruang gelap
dengan suhu 20 0 C selama + 1 jam.
4. Fiksasi ujung akar bawang merah dilakukan
dengan menggunakan larutan 45 % CH3COOH selama + 10 menit.
5. Maserasi bahan dengan menggunakan campuran
larutan HCI dan CH3COOH dengan perbandingan 3 : 1 pada suhu 60 0C
selama + 3 menit.
6. Ambil 1mm bagian ujung akar bawang merah
dan diletakkan diatas gelas preparat.
7. Lakukan pewarnaan dengan aseto orcein atau
aseto carmin (larutan staining).
8. Tutup dengan gelas penutup (cover glass)
dan hancurkan ujung akar bawang merah dengan cara ditekan.
9. Lewatkan diatas nyala api bunsen.
10. Amati preparat dibawah mikroskop.
a. Cari dan amati fase-fase dalam mitosis
pada preparat yang dibuat.
b. Hitunglah fase manakah yang jumlahnya
paling banyak.
c. Gambarlah fase-fase yang ada pada preparat
yang dibuat.
d. Catat perbesaran yang digunakan.
V. HASIL PENGAMATAN
preparat : Akar bawang merah (Allium ascalonicum).
VI. PEMBAHASAN
Mitosis merupakan proses
pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan yang identik. Mitosis
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel
somatis secara berturut – turut. Proses ini terjadi bersama – sama dengan
proses pembelahan sitoplasma dan bahan – bahan di luar inti sel (sitokinesis).
Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir
semua organisme. Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan
dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama
(Campbell 2002:244)
Pada praktikum pengamatan mitosis
kali ini menggunakan ujung akar bawang merah sebagai bahan yang diamati.
Jaringan yang mudah untuk diamati pada mitosis adalah meristem pada titik
tumbuh akar bawang. Jumlah sel akar bawang merah yang baru terbentuk adalah 16
kromosom, delapan diantaranya disumbangkan oleh gamet jantan, dan sisa yang
delapan lagi adalah dari gamet betina yang menghasilkan telur (Kimball, 1987).
Penggunaan akar bawang merah karena bawang merah memiliki jumlah kromosom
yang sedikit yaitu 16 kromosom selain itu, komposisi dinding selnya relatif
mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan bahan pewarna seperti HCl, asam
asetat, aseto orcein.
Dalam praktikum ini digunakan 0,002 M Hydroxychinolin sebagai larutan fiksasi
karena HCl mempunyai fungsi menghentikan kegiatan sel akar bawang merah.
Sebelum preparat dibuat, kegiatan pembelahan pada akar bawang merah harus
dihentikan agar fase – fase mitosis mudah diamati. Penggunaan 45% asam asetat
untuk meluruhkan organel – organel dalam sel akar bawang merah. Sedangkan maserasi
dilakukan dalam larutan HCl dan CH3COOH (asam asetat ) agar
bagian – bagian dari sel menjadi lunak. Suhu yang digunakan 60 0C untuk mengoptimalkan kerja
dari asam asetat.
Mitosis terjadi di dalam sel somatik
yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang
sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan secara mitosis
menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk mempertahankan
pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut.
Proses mitosis ini terjadi bersama
dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan diluar inti sel. Pada mitosis
setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang
masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel
induknya.
Pada proses mitosis terdapat lima fase, yaitu:
1.
Interfase, adalah periode antara
daur-daur pembelahan. Bila sel itu siap untuk memulai mitosis, tiap molekul DNA
bereplikasi. Proses replikasi ini menghasilkan suatu kromosom dengan dua benang
fungsional identik yang disebut kromatid, keduanya diletakkan pada satu
sentromer yang sama. Pada tahap ini kromosom-kromosom berada dalam keadaan yang
sangat halus dan tampak hanya sebagai butiran-butiran kromatin dibawah
mikroskop cahaya.
Gambar 1.
Interfase
2.
Profase, pada tahap ini kromosom
menjadi terlihat di bawah mikroskop cahaya, mungkin karena bergulung, memendek
dan menebal, dan karena penambahan matriks protein kepada massanya selagi
proses berlangsung. Pada profase akhir, kedua kromatid identik atau sister
chromatids dapat terlihat. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari
sentromer.
Gambar 2.
Profase
3.
Metafase. Pada waktu kromosom
mencapai ekuator gelendong sel berada dalam tahap metafase dari mitosis.
Metafase merupakan fase dimana kromosom berkumpul pada bidang ekuator. Pada
permulan fase ini benang – benang gelendong mulai jelas dan teratur seperti
kumparan. Benang – benang terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dari
mikrotubulus yang sangat kecil.
Benang gelendong ini penting untuk penyebaran kromosom secara teratur. Masing –
masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Disini kromosom adalah
paling pendek dan paling tebal serta mudah menghitung banyaknya kromosom atau
mempelajari morfologinya. Sentromer melekat pada benang gelendong mencapai
kutub tanpa melekat pada sentromer. Kemudian sentromer akan membelah dan masing
– masing kromatid menjadi kromosom tunggal.
Gambar 3.
Meatafase
- Anafase
adalah fase yang terpendek dari fase-fase mitotik. Pada fase ini tiap
kromatid hasil pembelahan memiliki sifat yang sama dan mulai saat ini
kromatid–kromatid itu berlaku sebagai kromosom baru serta penyebaran
kromosom dan ADN seragam dalam sel. Pada akhir anafase sekat sel mulai
terbentuk dekat bidang ekuator.
Gambar 4.
Anafase
5.
Telofase merupakan tahap terakhir
dari mitosis. Kromosom – kromosom menuju ke kutub masing – masing dan
benang-benang gelendong mulai hilang. Selaput inti dan nukleolus terbentuk
kembali. Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak.
Terjadi pula sitokinesis; semua benda-benda dalam sitoplasma membelah dan
pindah ke dalam sel anak. Telofase merupakan fase pembentukan sel anak. Pada
fase ini struktur kromosom istirahat dan proses dianggap selesai.
Gambar 5.
Telofase
Selama fase akhir pembelahan mitosis
terjadi proses sitokinesis. Sitokinesis adalah munculnya lekukan membran sel dan lekukan makin dalam
yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak. Sitokinesis terjadi
karena dibantu oleh protein aktin dan myosin.
Pada praktikum pengamatan kromosom
pada ujung akar bawang merah kali ini tidak semua fase – fase yang terjadi
dalam pembelahan mitosis dapat diamati dengan jelas, praktikan hanya menemukan
sel-sel yang berada dalam fase profase, anafase dan telofase. Waktu pengamatan
yang kurang tepat mungkin menjadi faktor penyebabnya. Persiapan preparat yang
kurang baik juga dapat menyebabkan tidak semua fase pembelahan dapat diamati.
Praktikum pengamatan kromosomi, akar bawang merah (Allium ascalonicum)
yang dijadikan objek pengamatan adalah dengan rentangan 5 menit sebelum dan
sesudah pukul 24.00, karena pada waktu ini sel-sel akar bawang merah sedang
aktif membelah (Margono, 1973 dalam www.biology.arizona.edu).
Ketika
sebuah sel membelah, kedua sel anakan masing-masing harus memiliki jumlah
molekul DNA dan sitoplasma yang dibutuhkan untuk membelah diri. Fungsi utama
dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom dengan tepat,
kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini merupakan dua
fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi pada fase S (S=
sintesis), yang menghabiskan 10-12 jam dan merupakan separuh waktu siklus
sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan kromosom dan
pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik), yang membutuhkan waktu lebih sedikit (
kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada fase M yang
dimulai dengan kromosom yang mengalami berkondensasi (Alberts, 2002)
Kebanyakan
sel membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh dan menggandakan massa protein
dan organel-organelnya daripada untuk mereplikasi DNA dan mengalami pembelahan.
fase G adalah fase yang didalamnya terjadi proses-proses diatas. Fase G dibagi
menjadi dua, yaitu fase G1 yang terjadi diantara fase M dan fase S dan fase G2
yang terjadi diantara fase S dan mitosis. Jadi, eukariotik mengalami siklus sel
yang dibagi menjadi empat fase, yaitu G1, S, G2 dan M (gambar 1). Gabungan dari
fase G1, S dan G2 merupakan interfase. Pada sel manusia interfase terjadi
sekitar 23 jam dari siklus sel (24 jam), dan satu jamnya adalah mitosis.
(Alberts,2002).
Setelah
diamati ternyata ada perbedaan antara hasil pengamatan sendiri dengan hasil
yang ditemukan diinternet yaitu : Pada tahap profase gambar diinternet
menunjukan adanya benang-benang spindel sedangkan hasil pengamatan tidak
terdapat benang spindel. Hal ini karena perbesaran yang digunakan mungkin
kurang, sedangkan benag spindel sangat halus sehingga tidak terlihat.Pada tahap
anafase kromosom terlihat melekat dibidang ekuator dan menempel satu dengan yang lainnya, tetapi
pada hasil pengamatan tidak terlihat menempel.Hal ini karena pada pengamatan
kurang teliti sehingga tidak terlihat menempel.
VII.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Pembelahan mitosis dapat diamati
dengan terlihatnya tahap profase, metafase, anafase dan telofase.
- Pembelahan secara mitosis banyak terjadi pada jaringan meristematik.
- Pada pembelahan mitosis terdapat 4 fase yaitu: profase, metafase, anafase, telofase. Dan satu fase istirahat yaitu interfase.
- Proses pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anakan dan identik dengan induknya.
- Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama.
B.
Saran
Sudah cukup baik dalam pelaksanaan hanya untuk
selanjutnya, diusahakan agar preparat menunjukkan semua fase pembelahan
mitosis.
DAFTAR
PUSTAKA
Alberts, B. dkk. 2002. Glossary.
95 hlm. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mboc4.glossary.4754#5215,29 mei 2009, jam 16.35 wib.
Biocell. 2007. The Cell Cycle
and Mitosis Tutorial. Diakses dari www.biology.arizona.edu pada tanggal 29 mei 2009,jam 16.45 wib.
Crowder, L. V.
1986. Genetika Tumbuhan. Gadjah
Mada University
Press:Yogyakarta .
Kimball, J. W.
1992. Biologi Jilid 1. Penerbit Erlangga:Jakarta .
Pai, C. Anna. 1987. Dasar-dasar Genetika.
Jakarta :
Erlangga
Suryo. 1984.
Genetika. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta .
Standfield, W.
D.1991.Genetika: Teori dan
Soal-Soal.Erlangga:Jakarta
Sticberger,
Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company: New York .
Yatim, W. 1991. Genetika.
Tarsito. Bandung
Nice Post..
BalasHapuskunjungan persahabatan