BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Michael A. Hitt
& R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,13)
mengatakan, globalisasi adalah penyebaran inovasi ekonomi keseluruh dunia serta
penyelesaian penyelesaian politis dan budaya yang menyertainya. Globalisasi
mendorong intregasi international. Misalnya modal finansial dapat diperoleh
dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan baku ditempat
lainnya. Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara yang kurang maju
dapat digunakan untuk menghasilkan barang yang kemudian dijual dipasar dimana
saja. Jadi globalisasi meningkatkan peluang yang tersedia bagi suatu perusahaan.
Meningkatnya
saling ketergantungan antar negara industri, kebutuhan dari negara negara
berkembang, disintegrasi pembatas aliran uang, informasi dan teknologi
antarbatas negara memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar internasional.
Kondisi-kondisi ini mendorong perusahan-perusahan global untuk memikirkan
secara serius mengenai strategi yang harus diterapkan untuk mengembangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Seringkali strategi tersebut
memungkinkan perusahaan untuk lebih hemat, lebih fleksibel, dan lebih terfokus
dalam menyediakan barang dan jasa yang efektif kepada bermacam macam konsumen
di dunia.
Disamping
itu, dengan hadirnya teknologi informasi pada era globalisasi ini, maka
penyebaran informasi seakan tidak lagi terbendung oleh batasan waktu dan ruang
bahkan teritorial negara. Dengan demikian menyebabkan wajah dunia tampak
semakin sempit, karena berbagai suku, ras dan bangsa yang ada di dunia sudah
menjadi sebuah komunitas tunggal didalam Cyberspace.
Cyberspace
bisa jadi identik dengan dunia nyata, Bangunan Cyberspace ini telah dirancang
dengan pondasi Jaringan komputer yang ber-topologi-kan sarang laba-laba
dan dengan menggunakan kerangka sistem operasi terdistribusi serta struktur
pengolahan data terdistribusi.
B.
Tujuan
Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh globalisasi memberikan pengaruh
berupa tantangan terhadap suatu perusahaan yang harus dihadapi oleh seorang
manajer.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Fungsi Manajer
Manajemen
adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sedangkan
manajer sendiri adalah orang yang melaksanakan manajemen itu. Atau bila dalm
kamus Bahasa Indonesia, manajer adalah orang yang mengatur pekerjaan atau
kerjasama baik dengan menggunakan orang untuk mencapai sasaran; orang yang
berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin, dan
mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.
Fungsi-fungsi
manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan. Seorang manajer mengerjakan kelima fungsinya sehari-hari, mau tak
mau bergerak dalam berbagai bidang seperti bidang penjualan, pembelian,
produksi, keuangan, dan personalia.
Funsi-fungsi
tersebut adalah fungsi manajer ke dalam perusahaan atau yang biasa disebut internal function of manager. Jadi,
fungsi manajer ke dalam perusahaan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu:
a. Dari sudut proses, yakni
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan.
b. Dari sudut subjek atau
bidang, yaitu keuangan, personalia, pemasaran, pembelian, produksi, dan
sebagainya.
Kemudian
fungsi manajer ke luar perusahaan atau external
functions of manager ada tiga jenis, yaitu
a. Mewakili perusahaan d bidang
pengadilan
b. Mengambil kegiatan sebagai
warga negara biasa
c. Mengadakan hubungan dengan
unsure masyarakat
B.
Tantangan Manajer di
Indonesia dalam Era Globalisasi
Dengan
semakin pesatnya perkembangan dunia, persoalan ataupun tantangan yang
dihadapi oleh manajer ataupun manajemen di Indonesia semakin kompleks dan
meningkat. Selain menghadapi masalah kebinekaan yang tidak mudah untuk
diselesaikan, seperti halnya keragaman suku, agama, ras, adat istiadat,
pengetahuan dan sebagainya, manajer ataupun manajemen Indonesia juga
menghadapi masalah globalisasi. Menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan
lokal yang semakin kompetitif, manajemen ataupun para manajer Indonesia juga
dituntut untuk secara langsung berhadapan dengan perusahaan global
yang beroperasi di-Indonesia. Para produsen baru yang seringkali
memiliki sumber daya yang jauh lebih besar dan kemauan yang kuat untuk
memperoleh pangsa pasar, kini tidak hanya berasal dari lokal yang
tentunya bisa mengancam penjualan dan laba yang dimiliki oleh
perusahaan Indonesia. Disamping itu, fakor kekuatan tawar menawar dari para
pembeli dan pemasok lokal ataupun global, juga merupakan salah satu ancaman
yang tidak bisa diabaikan. Demikian pula halnya dengan munculnya produk-produk
pengganti yang bisa datang dari mana saja. Kemudian dengan munculnya teknologi
informasi yang menyebabkan lahirnya perusahaan-perusahaan digital, maka tingkat
persaingan antar sesama perusahaan menjadi semakin berat dan ketat
. Sementara itu, manajer ataupun manajemen Indonesia juga dituntut
untuk tetap mempertahankan ataupun bahkan meningkatkan pendapatan riil
penduduknya.
Gambar-2
Tantangan
Manajemen Indonesia Dalam Era Globalisasi
Secara lebih terinci lagi,
tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang
menjadi PR bagi manajer antara lain:
1. Intensitas Persaingan Antar Perusahaan
Dalam kebanyakan industri,
perusahaan bersaing secara aktif satu dengan lainnya untuk mencapai daya saing
strategis dan laba yang tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut menuntut
keberhasilan yang relatif terhadap para pesaing. Dengan demikian, persaingan yang
terjadi antar perusahaan-perusahaan tersebut distimulasi pada saat satu atau
lebih perusahaan merasakan tekanan persaingan atau apabila mereka
mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan posisi pasar mereka.
Persaingan ini seringkali terjadi atas dasar harga, inovasi produk, dan
tindakan lain untuk mencapai pembedaan produk (seperti pelayanan,
kampanye iklan yang unik, dan jaminan produk).
Karena perusahaan-perusahaan dalam suatu
industri bergantung satu sama lain, tindakan suatu perusahaan seringkali
mengundang reaksi dari pesaingnya. Suatu industri dimana pola aksi dan reaksi
(aksi dan tanggapan persaingan) sering terjadi adalah industri penerbangan.
Reaksi cepat terhadap penurunan harga oleh suatu perusahaan adalah biasa dalam
industri ini. Demikian juga reaksi terhadap pengenalan produk inovatif, seperti
frequent flyer program sering kali terjadi dengan cepat.
2.
Kekuatan Posisi Pembeli dan Pemasok
a.
Perusahaan
akan berusaha secara maksimal untuk mengembalikan modal mereka. Pembeli lebih
suka untuk membeli produk dengan harga serendah mungkin- dimana industri dapat
memperoleh pengembalian serendah mungkin yang diterima. Untu mengurangi biaya,
pembeli akan menuntut kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik,
serta harga yang lebih murah. Hasil ini dapat dicapai dengan mendorong
persaingan antar perusahaan dalam suatu industri. Kelompok pembeli dikatakan
berkuasa saat:
· Membeli sejumlah besar hasil suatu industri
· Produk yang dibeli dari suatu hasil industri merupakan
porsi yang signifikan dari biaya pembeli
· Dapat berpindah kepemasok lainnya dengan biaya yang
rendah
· Produk pemasok tidak ekslusif atau sandar, dan memiliki
ancaman yang kuat untuk berintegrasi kebelakang kedalam industri pemasok.
Rangkaian besar pengecer bersifat membahayakan bila mereka menjual produk
dengan label mereka sendiri, yang merupakan ancaman untuk integritas ke
belakang.
b.
Meningkatkan
harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara potensial yang
dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-perusahaan
yang bersaing dalam industri. Apabila perusahaan tidak dapat menutup
peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur harganya, profitabilitasnya
akan berkurang akibat tindakan pemasok . Kelompok-kelompok pemasok dikatakan
berkuasa bila:
· Didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar dan lebih
terkonsentrasi dari pada industri yang menjadi pembeli mereka
· Produk pengganti yang baik tidak tersedia bagi pembeli
· Pembeli bukan merupakan konsumen pening bagi pemasok
· Produk pemasok penting bagi pembeli
· Efektifitas produk pemasok menciptakan biaya peralihan
yang tinggi bagi pembeli
· Pemasok merupakan ancaman serius bila berintegrasi
kedepan kearah industri pembeli (misalnya produsen pakaian yang memilih membuka
toko pakaian sendiri). Kredibiitas meningkat apabila pemasok memiliki sumber
daya yang besar dan menyediakan produk yang amat bermutu.
3.
Ancaman Pelaku Baru
Produsen baru dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang telah
ada. Produsen baru menghasilkan kapasitas produksi tambahan. Kecuali permintaan
terhadap barang meningkat, tambahan kapasitas akan menekan agar biaya bagi
pembeli menjadi rendah, yang mengakibatkan turunnya penjualan dan laba bagi
seluruh perusahaan pada industri tersebut. Seringkai produsen baru memiliki
sumber daya yang jauh lebih besar dan kemauan yang kuat untuk memperoleh pangsa
pasar. Tetapi hadirnya pesaing baru dapat mendorong perusahaan-perusahaan yang
ada menjadi lebih efektif dan efisien serta belajar bagaimana bersaing dalam
dimensi baru (misalnya saluran distribusi dengan menggunakan komputer).
Seberapa besar kecenderungan perusahaan akan memasuki suatu
industri tergantung fungsi dari dua faktor – rintangan untuk masuk dan reaksi
yang diharapkan dari pelaku industri yang ada. Apabila perusahaan
menganggap untuk masuk kesuatu lingkungan industri adalah sulit, atau apabila
perusahaan mengalami kerugian dalam bersaing dalam memasuki suatu industri,
maka saat itulah rintangan untuk masuk timbul.
4.
Ancaman Produk Pengganti
Setiap perusahaan akan berusaha menyaingi perusahaan
lain yang menghasilkan produk pengganti. Dengan kemampuannya memuaskan
kebutuhan yang tidak jauh berbeda dari konsumen, tetapi dengan karakteristik
berbeda, harga produk pengganti dapat menjadi batas tertinggi dari harga yang
akan ditetapkan suatu perusahaan. Dengan demikian, produk pengganti melakukan
suatu fungsi atau layanan yang sama atau mirip. Secara umum ancaman produk
pengganti adalah besar apabila sejumlah pelanggan menghadapi sedikit, bila ada,
biaya peralihan dan apabila harga produk pengganti lebih rendah dan/atau mutu
dan kemampuan kinerjanya sama atau lebih besar dari produk yang ada.
Untuk mengurangi daya tarik produk pengganti, perusahaan ditantang untuk
membedakan penawaran mereka melalui dimensi-dimensi yang amat relevan bagi pelanggan
(misalnya harga, mutu produk, pelayanan purna jual dan lokasi).
5. Perusahaan Digital
Penggunaan
teknologi informasi yang intensive didalam perusahaan bisnis sejak pertengahan
1990-an, telah mendesain ulang organisatoris dengan sama penting, telah
menciptakan kondisi-kondisi untuk suatu peristiwa yang baru di dalam
societythe industri yang secara penuh merupakan perusahaan digital.
Perusahaan yang digital dapat digambarkan sepanjang beberapa dimensi. Suatu
perusahaan digital adalah di mana hampir semua hubungan bisnis organisasi
penting dengan pelanggan, para penyalur, dan karyawan dimungkinkan dan
ditengahi secara digital. Proses bisnis Inti terpenuhi melalui jaringan digital
yang memutar keseluruhan organisasi atau penghubung berbagai organisasi.
Proses bisnis mengacu pada cara yang unik di mana pekerjaan diorganisir,
dikoordinir, dan dipusatkan untuk menghasilkan suatu produk berharga atau jasa
pelayanan. Mengembangkan suatu produksi baru, membangkitkan dan melaksanaan
suatu order/ pesanan, atau menggunakan atau merekrut suatu karyawan adalah
contoh proses bisnis, dan organisasi memenuhi proses bisnis mereka bisa
merupakan suatu sumber kekuatan kompetitif. Key corporate assets,-
kemampuan intellektual, kemampuan inti, keuangan, dan sumber daya manusia
yang mengatur secara digital. Didalam suatu perusahaan digital, setiap
potongan informasi diperlukan untuk mendukung kunci keputusan bisnis yang
tersedia pada setiap waktu dan di manapun didalam perusahaan itu. Perusahaan
digital merasakan dan bereaksi terhadap lingkungan mereka yang jauh dengan
cepat dibanding perusahaan tradisional, memberi mereka lebih
fleksibilitas untuk survive dalam pergolakan waktu. Perusahaan digital
menawarkan peluang luar biasa untuk manajemen dan organisasi secara lebih
global. Yang kedua dengan secara digital memungkinkan dan pelurusan pekerjaan mereka,
perusahaan digital mempunyai potensi untuk mencapai tingkatan daya saing dan
profitabilitas belum pernah terjadi.
C.
Tugas Manajer dalam Era
Globalisasi
Dengan sekian banyaknya tantangan yang harus
dihadapi perusahaan, seornag manajer harus selalu dapat mengatasinya dengan
sukses. Untuk itu kebutuhan akan perubahan
yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir
menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. Dalam konteks
organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen
dan kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya.
Dengan kata lain setiap pekerjaan harus mengandung unsur pembelajaran yang
semakin aktif.
Sebagai
manajer, dia bersama karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan
kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada
perusahaan. Sikap manajer yang mungkin selama ini begitu toleran terhadap
setiap kesalahan karyawan manajer patut diubah. Manajer harus mengambil posisi
untuk mencegah terjadinya resiko besar dari suatu kesalahan kerja. Memang suatu
keberhasilan biasanya didasarkan pada kegagalan yang pernah dialaminya. Namun
manajer harus mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan evaluasi diri.
Fungsi
manajer adalah lebih sebagai peneliti dan sekaligus perancang ketimbang hanya
sebagai penyelia. Dalam hal ini manajer harus mendorong para karyawan untuk
menciptakan gagasan baru, sekecil apapun, dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan
tersebut ke karyawan lain. Selain itu hendaknya manajer mendorong karyawan
untuk mengerti keseluruhan pekerjaan dan permasalahannya, membangun visi
kolektif dan bekerja bersama mencapai tujuan perusahaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajer adalah orang yang
mengatur pekerjaan atau kerjasama baik dengan menggunakan orang untuk mencapai
sasaran; orang yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur,
memimpin, dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu. Fungsi
seorang manajer meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan,
dan pengawasan. Tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan dan
manajer dalam era globalisasi anatara lain adalah intensitas persaingan antar perusahaan, kekuatan posisi pembeli dan pemasok, ancaman pelaku baru, ancaman produk pengganti, dan perusahaan digital. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam
berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal
pokok yang harus dimiliki perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar