Halaman

Total Tayangan Halaman

Senin, 13 Juni 2011

taks tumb acara 2


  1. METODOLOGI PENELITIAN
    1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
  • Alat tulis
  • Kertas buram
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
  • Bagian tanaman melinjo
  • Tanaman kapulaga
  • Tanaman rumput teki
  • Tanaman talas
  • Bagian tanaman babandotan
  • Bagian tanaman jambu biji
  • Bagian tanaman pinus
  1. Prosedur Kerja
    • Amati masing-masing bagian dari masing-masing tanaman.
    • Gambarkan tanaman tersebut sesuai apa yang dilihat.
    • Beri keterangan dan deskripsikan tanaman tersebut.



  1. PEMBAHASAN
    1. Deskripsi Angiospermae
      1. Ciri-ciri umum
Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup yang disebut daun buah (carpels). Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga. Pada umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba. Di antara Angiospermae ada yang hidup tahunan ada yang semusim, berumah satu atau berumah dua.
  1. Penggolongan dan peranan
Semua Angiospermae digolongkan dalam divisio tunggal, yaitu Anthophyta. Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu Monocotyledonae (monokotil) dan Dicotyledonae (dikotil).
1 ) Monocotyledonae (Monokotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium. Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok. Beberapa contoh yang penting misalnya:
a) Famili Liliaceae. Contohnya adalah Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloriosa superba (kembang sungsang).
b) Famili Amaryllidaceae. Contohnya adalah Agave cantala (kantala), Agave sisalana (sisal).
c) Famili Poaceae. Contohnya adalah Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum (cantel), Panicum miliaceum (jewawut).
d) Famili Zingiberaceae. Contohnya adalah Zingiber officinalle (jahe), Curcuma domestica (kunyit), Alphinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).
e) Famili Musaceae. Contohnya adalah Musa paradisica (pisang), Musa textilis (manila henep).
f) Famili Orchidaceae. Contohnya adalah Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis (larat).
g) Famili Arecaceae. Contohnya adalah Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu (pinang), Elais quineensis (kelapa sawit).
h) Famili Areceae. Contohnya adalah Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma violaceum (bentul), Alocasia macrorhiza (sente).
2 ) Dicotyledonae (Dikotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua). Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder. Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris). Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung. Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5.
  1. Deskripsi Gymnospermae
    1. Ciri-ciri umum
Tumbuhan berbiji terbuka dapat berupa perdu atau pohon. Semua tumbuhan berbiji terbuka memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Tumbuhan berbiji terbuka, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji tertutup merupakan kelompok tumbuhan Tracheophyta, yaitu kelompok tumbuhan yang memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Yang membedakan tumbuhan ini dengan tumbuhan berbiji terbuka adalah bakal bijinya terdapat di luar permukaan megasporofilnya atau analoginya disebut sisik pendukung bakal biji, yang berkelompok menjadi strobilus berkayu dan disebut runjung, kecuali pada tanaman pakis haji (Cycas rumphii).
  1. Penggolongan dan peranannya
Tumbuhan berbiji terbuka yang hingga kini masih dapat ditemukan adalah divisi Coniferophyta (konifer), Cycadophyta (Sikas), Ginkgophyta (ginkgo), Gnetophyta (melinjo).
1 ) Coniferophyta (konifer)
Divisio ini banyak anggotanya yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Pada umumnya conifer tidak mengalami gugur daun, daunnya berbentuk jarum, hidup sebagai perdu atau pohon, memiliki strobilus berbentuk kerucut. Ada dua macam strobilus, strobilus biji atau strobilus betina dan strobilus serbuk sari atau strobilus jantan.
Contoh: Pinus, Cupressus, Araucaria, Agathis, Sequoia, Juniperus, Taxus.
2 ) Cycadophyta (Sikas)
Golongan sikas ditemukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang. Seluruh anggotanya berumah dua.
Contoh: Cycas rumphii (pakis haji), ditanam sebagai tanaman hias.
3 ) Ginkgophyta (Ginko)
Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko). Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter. Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu. Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar kelereng, berbau tidak enak. Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik.
4 ) Gnetophyta
Divisio ini memiliki strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin. Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat menjadi emping,kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau kertas.
  1. Perbedaan Angiospermae dan Gymnospermae


Gymnospermae
Angiospermae
Habitus

Semak, perdu atau pohon sistem akar tunggang

Terna, semak, perdu, pohon, sistem akar serabut dan akar tunggang
Batang
Tegak lurus, bercabang-cabang
Bermacam-macam, bercabang atau tidak
Daun

Jarang berdaun lebar, jarang bersifat majemuk
Sistem pertulangan tidak banyak ragamnya

Kebanyakan berdaun lebar, tunggal atau majemuk dengan komposisi yang beraneka ragam
Beraneka ragam sistem pertulangan
Bunga
Bunga sesungguhnya belum ada, sporofil terpisah-pisah atau membentuk strobilus betina dan jantan
Makrosporofil (daun buah) dengan bakal biji (makrosporangium) yang nampak menempel padanya
Makro dan mikrosporofil terpisah
Bunga ada tersusun dari sporofil plus bagian-bagian lain
Makrosporofil (daun buah) membentuk badan yang disebut putik dengan bakal biji di dalamnya (tidak tampak)
Makrosporofil dan mikrosporofil (benang sari) terpisah atau terkumpul pada satu bunga


  1. Deskripsi Dikotil dan Monokotil
    1. Monokotil
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium. Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok. Beberapa contoh yang penting misalnya,
  1. Famili Liliaceae. Contohnya adalah Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloriosa superba (kembang sungsang).
  2. Famili Amaryllidaceae. Contohnya adalah Agave cantala (kantala), Agave sisalana (sisal).
  3. Famili Poaceae. Contohnya adalah Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum (cantel), Panicum miliaceum (jewawut).
  4. Famili Zingiberaceae. Contohnya adalah Zingiber officinalle (jahe), Curcuma domestica (kunyit), Alphinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).
  5. Famili Musaceae. Contohnya adalah Musa paradisica (pisang), Musa textilis (manila henep).
  6. Famili Orchidaceae. Contohnya adalah Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis (larat).
  7. Famili Arecaceae. Contohnya adalah Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu (pinang), Elais quineensis (kelapa sawit).
  8. Famili Areceae. Contohnya adalah Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma violaceum (bentul), Alocasia macrorhiza (sente).
  1. Dikotil
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua). Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder. Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris).
Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung. Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5.
Beberapa contoh yang penting antara lain:
  1. Euphorbiaceae (tumbuhan jarak-jarakan), contohnya Euphorbia tirucalli (patah tulang), Manihot utilisima (ubi kayu), Hevea brassiliensis (karet, para).
  2. Moraceae. Contohnya adalah Ficus benjamina (beringin), Artocarpus communis (keluwih).
  3. Papilionaceae. Contohnya adalah Vigna cinesis (kacang panjang), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Clitoria ternatea (kembang telang).
  4. Caesalpiniaceae. Contohnya adalah Caesalpinia pulcherima (kembang merak), Tamarindus indica (asam).
  5. Mimosaceae. Contohnya adalah Mimosa pudica (sikejut), Leucaena glauca (lamtoro), dan Parkia speciosa (petai).
  6. Malvaceae. Contohnya adalah Gossypium sp. (kapas), Hibiscus tiliaceus (waru).
  7. Bombacaceae. Contohnya adalah Durio zibethinus (durian), Ceiba pentandra (kapok).
  8. Rutaceae. Contohnya adalah Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis).
  9. Myrtaceae. Contohnya adalah Eugenia aromatica (cengkeh), Melaleuca leucodendron (kayu putih), dan Psidium guajava (jambu biji).
  10. Verbenaceae. Contohnya adalah Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana).
  11. Labiatae. Contohnya adalah Coleus tuberotus (kentang hitam).
  12. Convolvulaceae. Contohnya adalah Ipomoea batatas (ketela rambat), Ipomoea reptans (kangkung).
  13. Apocynaceae. Contohnya adalah Plumeria acuminata (kemboja), Alamanda cathartica (alamanda).
  14. Rubiaceae. Contohnya adalah Cinchona suecirubra (kina), Coffea arabica (kopi arabica), Coffea canephora (kopi robusta), Morinda citrifolia (mengkudu).
Perbedaan dikotil dan monokotil
Pada tumbuhan kelas / tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya. Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki :
  1. Bentuk akar
Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
  1. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
Monokotil : Melengkung atau sejajar
Dikotil : Menyirip atau menjari
  1. Kaliptrogen / tudung akar
Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
  1. Jumlah keping biji atau kotiledon
Monokotil : satu buah keping biji saja
Dikotil : Ada dua buah keping biji
  1. Kandungan akar dan batang
Monokotil : Tidak terdapat kambium
Dikotil : Ada kambium
  1. Jumlah kelopak bunga
Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
  1. Pelindung akar dan batang lembaga
Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
  1. Pertumbuhan akar dan batang
Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
  1. Deskripsi Spesies
    1. Pinus
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Coniferophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili: Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies: Pinus merkusii Jungh.& De Vr
Deskripsi
Pohon pinus besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m, diameter 60-80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk piramid, setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang 16-25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2-4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.
Buah: Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm.
Benih: Bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22-30 mm, lebar 5-8 mm. Sayap melekat pada benih dengan penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar sayap, sehingga benih tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas bila kelembaban benih meningkat. Umumnya terdapat 35-40 benih per kerucut dan 50.000-60.000 benih per kg.
Manfaat
Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunanringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis. Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batiksedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.
  1. Melinjo
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Gnetophyta
Kelas: Gnetopsida
Ordo: Gnetales
Famili: Gnetaceae
Genus: Gnetum
Spesies: Gnetum gnemon L.
Deskripsi
Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berkelamin dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus sekali, tingginya 5-10 m; kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata; cabang-cabangnya berbagai ukuran dan letaknya melingkari batang, terus sampai di pangkal bacang. Cabang itu menebal di pangkalnya. Daun-daunnya berhadapan, berbentuk jorong, berukuran (7,5-20) cm x (2,5-10) cm; tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya. Perbungaannya menyendiri dan keluar dari ketiak daun, juga dari batang yang celah tua, panjangnya 3-6 cm, dengan bunga-bunganya tersusun dalam bentuk lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina sebanyak 5-8 kuntum pada setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-3>5 cm, berembang (apiculate) pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah sampai lembayung jika macang. Bijinya satu butir per buah, berukuran besar dan berkulit tanduk.
Proses embriogenesisnya mungkin belum tuntas sewaktu biji itu jatuh dari pohon, perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu biji sudah tergeletak di tanah. Biji itu memerlukan waktu beberapa bulan sampai 1 tahun untuk mulai berkecambah. Fase yuwananya berlangsung 5-8 tahun. Munculnya ranting secara serempak dan pembungaannya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun, tetapi keadaan iklim di sentra-sentra utamanya menyebabkan adanya tingkatan kesinkronan, yang seringkali menjurus ke terjadinya 2 kali masa panen per tahunnya.
Organ Reproduksi
Sporofit Gnetum gnemon bersifat Dioceous sehingga organ reproduksi jantan dan betina terdapat pada tanaman yang berbeda. Organ reproduksi terorganisasi dalam strobili. strobili tersusun atas perbungaan panikula atau fasikula pada ketiak daun. Strobili juga tumbuh dalam ketiak pasangan daun sisik yang tersuun dekusata. Daun sisik ini bergabung pada bagian dasarnya membentuk brakte.
Strobilus pada G.gnemon ada dua yaitu strobilus jantan dan strobilus betina. Terdiri dari sumbu memanjang yang jelas buku dan ruasnya. Strobilus muda memiliki ruas yang sangat pendek. Pada buku ini mendukung brakte yang berbntuk sisik, tersusun menggerombol. Brakte buku bergabung membentuk struktur yang disebut kupula atau Collar. Jumlah kupula sesuai dengan jumlah buku pada aksis, biasanya bervariasi antara 10-20. Tiap kupula mendukung 3-6 lingkaran bunga jantan. Tiap lingkaran mendukung sejumlah bunga jantan. Bunga jantan dalam lingkaran tersusun berseling. diatas lingkaran bunga jantan terdapat satu lingkaran yang bunga betina yang abortif. Pada Gnetum gnemon 2 atau 3 kupula pada ujung strobilus, terdiksi dan steril. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap.
Strobilus betina mempunyai organisasi yang sama dengan strobilus jantan dengan tiap lingkaran terdiri dari 4-10 ovul diatas tiap kupula. Tidak semua ovul akan berkembang menjadi biji, hanya beberapa ovul yang mengalami kematangan. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
Bakal biji (Ovule)
Pada Gnetum gnemon bakal bijinya terdiri dari 3 lapisan pelindung yaitu (1) Perianth, merupakan lapisan paling luar dan berdaging (fleshy),(2) Integumen luar, merupakan lapisan bagian tengah, (3) Integumen dalam, merupakan lapisan bagian dalam yang memanjang membentuk saluran tangkai putik.
Biji
Kulit biji pada Gnetum gnemon dapat dibedakan menjadi 3 antara lain:
Sarcotesta
Merupakan kulit biji terluar dan biasanya berdaging. Tersusun atas epidermis dengan lapisan kutikula, parenkim yang homogen, sklereid dengan dinding lignin, dan serat.
Sklerotesta
Merupakan kulit biji bagian tengah dan keras. Lapisan ini mempunyai berbagai bentuk.
Endotesta
Merupakan kulit biji bagian dalam. Tersusun atas parenkim, dan bersifat tipis seperti membran (membranous)
Manfaat
Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping.
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.
Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Peptida yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negative.
  1. Kapulaga
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Orde : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Elettaria
Species : Elettaris cardamomum
Sinonim
- Amomum kapulaga Sprague
- Amomum compactum Solad ex Maton
- Amomum cardamomum Willd
- Amomum capulaga Spangue & Burk 
- Alpinia striata Horst
- Cardamomum minum Rumph
- Elettaria major Smith
Deskripsi
Daun :
Berdaun tunggal, duduk atau bertangkai pendek dan letak daun padabatang tersebar berhadapan. Bentuk daun lunset, panjang 20 – 55cm, lebar 2,5 – 11 cm. Kapulaga sabrang daunnya relatif panjang dan warnanya lebih muda dabandingkan jenis lokal. Tepi daun rata,pangkal daun meruncing dan ujung dau runcing, pertualangan daun menyirip.
Batang :
Berbatang semu, terbungkus oleh pelepah daun yang berwarna hijau.Berbentuk bulat, tumbuh tegak, tinggi sekitar 1-3 meter. Batangtumbuh dari rhizome (rimpang) yang berada di bawah permukaan tanah.  Satu  rumpun  dapat  mencapai  30-50  batang  dan warna rimpang ada yang merah kehitaman dan ada yang putih atau putih kehijauan tergantung jenisnya.
Bunga :
Kapulaga lokal bunganya tersusun rapat berbentuk bulir kerucut,tangkai bunga berbuku rapat, mempunyai pelindung tersusun sepertisisik dan bunga yang diujung biasanya tidak menjadi buah. Bungakapulaga sabrang berwarna putih bergaris coklat, daun pelindung berwarna kusam, terdapat pada setiap ruang tangkai buah.
Buah :
Buah kapulaga lokal tersusun rapat burupa tandan yang terdiri 5-18 buah setiap tandan. Bentuk buah bulat, beruang tiga, setiap buah terdapat 14-16 biji dan ukuran buah, warna kulit buah berbeda menurut  jenisnya.  Kapulaga  merah  kulit  buah berwarna putih kemerahaan, sedangkan  kapulaga putih  buahnya berbulu halus. Kapulaga sabrang buahnya duduk, menyebar pada percabangan malai dan tangkai panjang. Bentuk buah bulat panjang sampai agak lonjong, warna kulit buah haijau atau hijau muda.
Manfaat
Untuk pengobatan dalam kapulaga dapat mengatasi kembung, kejang perut, sakit perut, masuk angin, bau mulut (air rebusan bahan-bahan,diminum),  muntah-muntah,  radang  lambung  (maag),  batuk,  influenza, demam, rematik, asam urat, dan pegal linu, dan hernia.Biji, yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar, dapat dimanfaatkan  sebagai  obat. Dalam  dunia  obat-obatan  biji  yang  telah dikeringkan dinamakan semen cardamomi
Selain bijinya, yang digunakanuntuk obat adalah bagian akar, buah, dan batangnya. Kapulaga mengandungminyak  atsiri,  sineol,  terpineol,  borneol, protein, gula, lemak , silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik.Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk. Kapulaga juga memiliki khasiat untuk mencegah keropos tulang.
  1. Rumput Teki
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Cyperales
Famili: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus rotundus L.
Deskripsi
Akar    : Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi   berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun.
Batang : Pada batang rumput teki ini memiliki ketinggian mencapai 10 sampai 75 cm.
Daun : berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.
Bunga : berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas kepala            benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung.
Buah :buahnya berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm.
Biji : bijinya berbentuk kecil bulat, dan memiliki sayap seperti bulu yang digunakan untuk proses penyerbukan.
Manfaat
Manfaatnya untuk mengatasi gangguan sakit dada, sakit gigi, gangguan fungsi pencernaan seperti mual, muntah, nyeri lambung dan sakit perut, diare, bengkak akibat retensi cairan, haid tidak teratur, sakit waktu haid, keputihan, menyuburkan kandungan.
  1. Babandotan
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Ageratum
Spesies: Ageratum conyzoides L.
Deskripsi
Tempat tumbuhnya  dari  1 sampai 2100 meter dpl. Tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak  belukar, halaman  kebun, tepi  jalan, tanggul, dan tepi air. Pengembang biakannya dapat dilakukan dengan penyebaran biji. Familia Asteraceae, berakar tunggang. Memiliki daun berwarna hijau, tunggal, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, daun bawah berhadapan dan bertangkai pendek berwarna hijau, helaian daun bulat telur. Memiliki bunga kecil dan berwarna ungu, dasar bunga bersama tanpa sisik, bunga sama panjang dengan pembelut, majemuk, di ketiak daun, bentuk malai rata panjang  6-8  mm, tangkai  berambut, kelopak  berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih  atau  ungu, Akar  tunggang, putih kotor. Batang bulat berambut jarang, tegak atau terbaring. Habitus  herba, 1  tahun, tinggi  10-120 cm.
Manfaat
Daun dan bunga babadotan mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Selain itu, daunnya mengandung minyak asiri, Daun babadotan berkhasiat sebagai obat luka baru, wasir, sakit dada, mata dan perut. Sementara akarnya dapat digunakan sebagai obat demam.
  1. Talas
Klasifikasi
Kerajaan    : Plantae
Divisi    : Spermatophyta
Kelas    : Monocotyledoneae
Ordo    : Aracales
Familia    : Araceae
Genus    : Calocasia
Spesies    : Calocasia esculentum L
Deskripsi
Talasan adalah tanaman herba monokotil tahunan. Daun yang muncul dari tunas apikal komus berupa gulungan dengan tangkai daun panjang dan tegak yang menopang lembar daun yang lebar dan besar, berbentuk tameng. Tangkai daunnya lembut panjang padat berisi, tetapi memiliki banyak rongga udara yang memungkinkan tanaman beradaptasi terhadap kondisi tergenang. Sifat umum talasan adalah terdapatnya cairan getah menggigit yang ditemukan di seluruh jaringan.
Tinggi tanaman ini antara 0,5 – 1,5 m dan memiliki daun berjumlah 2 sampai dengan 5 helai. Daun merupakan daun lengkap, yaitu memiliki helaian daun, tangkai daun dan pelepah serta termasuk daun tunggal. Tangkai daun berwarna hijau, bergaris-garis tua dengan panjang 20 – 60 cm. Daun berbentuk perisai, berwarna hijau dan terkadang agak kekuning-kuningan. Pangkal daun berlekuk dan ujungnya meruncing. Ibu tulang daun daun besar dan dapat dibedakan dengan jelas dengan anak-anak tulang daun lainnya. Tepi daun rata, dengan pertulangan daun menjari dan tipe peruratan daun memata jala. Bagian bawah daun berlapis lilin, sedangkan bagian atas daun berwarna lebih cerah dari bagian bawahnya dan memiliki tekstur yang kasap. Batang sangat pendek, biasanya terbungkus oleh pelepah daun dan berbentuk umbi (bongkol) yang seringkali kita konsumsi. Batang berada di dalam tanah, berwarna coklat agak kehitaman dan terkadang diseliputi oleh bulu-bulu yang halus. Batang berbentuk bulat dan jarak antar ruas batang sangat sempit atau pendek. Arah tumbuh batang tegak, sehingga berdasarkan arah tumbuhnya cabang maka talas memiliki model arsitektur Chamberlain. Akar tanaman ini termasuk sistem perakaran serabut, dimana akar berasal atau tersusun atas sekelompok akar adventif yang terletak pada batang yang sangat pendek dan berbentuk filiformis.
Manfaat
Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Umbi, pelepah daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat maupun pembungkus. Daun, sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi. Tanaman ini mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering
  1. Jambu Biji
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava L.
Deskripsi
Tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter. Batang berkayu, bulat, kulit terkelupas dalam potongan, licin, bercabang, berwarna cokelat kehijauan. Ruas tangkai teratas segiempat tajam. Percabangan batang termasuk percabangan simpodial, yaitu batang pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya disbanding dengan cabangnya. Arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus). Termasuk tumbuhan bienial, yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah memerlukan waktu kurang lebih 2 tahun.
Daun :
Daun tunggal , bertangkai pendek, pendek tangkai daun 0,5 cm sampai 1 cm; helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau blat memanjang, panjang 5 cm sampai 13 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm; pinggir daun rata agak menggulung ke atas; permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu; kelenjar minyak tampak sebagai bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintik-bintik yang tembus cahaya; ibu tulang daun dan cabang meninjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip, wana putih kehijauan.
Akar :
Sistem akar dari tanaman ini adalah akar tunggang (radix primaria), akar lembaga tumbuh terus-menerus menjadi akar pohon yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Psidium guajava memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
Bunga :
Bunga tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1 sampai 3 bunga. Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna seperti mentega. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm. pinggiran tidak rontok (1 cm panjangnya). Tabung kelopak tidak atau sedikit sekali diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 taju yang tidak sama.bulat telur, warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam, dengan 1-8 bakal biji tiap ruang.
Buah :
Buah buni bundar, berbiji banyak. Termasuk buah sejati tunggal yang berdaging. Lapisan luar tipis agak menjangat atau kaku dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan berair. Biji-bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak itu. Bagian muda berambut dan berwarna hijau tua. Kalau masak berwarna kuning, berdaging yang menyelimuti biji-biji. Bentuk peer atau bentuk bulat terbalik, berwarna kuning, panjang 5-8,5 cm,daging buah putih kekuningan atau merah muda.
Manfaat
Daun : anti inflamasi, hemostatik dan astrigen
Buah : membantu menaikkan trombosit darah pada penderita DBD, sumber vitamin C


DAFTAR PUSTAKA

http://www.plantamor.com/ di akses pada tanggal Selasa, 31 Mei 2011
http://www.scribd.com/ diakses pada tanggal Rabu, 1 Juni 2011
Steenis, C.G.G.J van. 1981. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita
Steens, C. 1981. Flora. PT. Prodnya Paramita. Jakarta Pusat
Tjitrosoepomo, Gembong. 1979. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1984. Botani Umum 3. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar