- METODOLOGI PENELITIAN
- Alat dan Bahan
- Alat tulis
- Kertas buram
- Bagian tanaman singkong
- Bagian tanaman nangka
- Bagian tanaman ubi jalar
- Tanaman karet
- Bagian tanaman manggis
- Prosedur Kerja
- Amati masing-masing bagian dari tanaman yang mewakili masing-masing family.
- Gambarkan tanaman tersebut sesuai apa yang dilihat.
- Beri keterangan dan deskripsikan tanaman tersebut.
- PEMBAHASAN
- Family Euphobiaceae
- Daun singkong dapat gunakan sebagai obat penambah darah karena memiliki kandungan zat besi yang tinggi.
- Daun singkong dapat digunakan untuk mengompres pada luka bakar karena dapat mempecepat proses pendinginan.
- Umbi singkong juga dapat dipakai sebagai obat panas dalam dengqan cara diparut terlebih dahulu dan diambil air perasannya. Air perasan umbi singkong terbukti mengandung getah dan tepung maka bisa dipakai untuk obat maag dan panas dalam.
- Air perasan umbi dapat mengobati luka pada lambung, karena fungsinya sebagai antibiotik. Sedangkan pada penderita panas dalam air perasan umbi singkong tersebut dapat mendinginkan daerah pencernaan.
- Umbi singkong sebagai bahan dasar pembuatan tepung tapioka/kanji.
- Sebagai bahan dasar pembuatan aneka olahan makanan.
- Daun singkong banyak dimanfaatkan oleh para penduduk untuk sayuran.
- Family Moraceae
- Family Convolvulaceae
- Family Guttiferae
- Batang
manggis berbentuk pohon berkayu, tumbuh tegak ke atas. - Kulit
batang tidak rata dan berwarna kecoklat-coklatan. - Daun
berbentuk bulat telur / bulat panjang. - Tumbuhnya
tunggal dan bertangkai pendek.. - Struktur
helai daun tebal dengan permukaan berwarna hijau, mengkilap. - Organ
generatif tanaman manggis antara lain bunga, buah dan biji. - Organ
vegetatif meliputi akar, batang dan daun yang berfungsi sebagai alat pengambilan, pengolah, pengangkut, pengedar dan penyimpanan makanan.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Pohon, perdu, semak, kadang-kadang berair, kerapkali mengandung getah. Daun tersebar, kadang-kadang berhadapan, tunggal atau majemuk menjari, kerapkali dengan daun penumpu. Ujung tangkai daun atau pangkal helaian daun kerapkali dengan kelenjar. Bunga berkelamin 1, berumah 1 atau 2, bunga betina dan jantan kadang-kadang berbeda besar, kadang-kadang tersusun dalam, yang dikatakan cyathium. Tenda bunga tunggal atau rangkap, kadang-kadang tidak ada. Tonjolan menebal dasar bunga kerapkali ada. Benang sari 1 sampai banyak. Lepas atau melekat. Bakal buah menumpang, beruang 2 – 4. Bakal biji 1 – 2 beruang. Buah bermacam-macam.
Contoh : Euphorbia hirta, Manihot utilissima, Hevea brasilensis, Ricinus communis, Aleurites moluccana.
Singkong
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Manihot
Spesies: Manihot esculenta Crantz
Sinonim : Manihot utilissima Pohl.
Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi ± 3 m.
Batang : Bulat, bekas dudukan tangkai daun menonjol, putih kotor.
Daun : Tunggal, berbagi tiga sampai sembilan,daun penumpu kecil, tangkai panjang 6-30 cm, kuning kehijauan, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, tiga sampai lima, pangkal bunga betina berbagi lima, bunga jantan bentuk lonceng.bertaju lima, benang sari sepuluh.tangkai putik bersalu, kepala sari berlekuk, putih kotor, mahkota segi tiga, putih kotor.
Buah : Kotak, bulat, hijau
Biji : Kecil, coklat.
Akar : Tunggang, coklat muda,
Manfaat
Karet
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Hevea
Spesies: Hevea brasiliensis Muell. Arg
Deskripsi
Tanaman karet merupakan pohon yang dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 15-25 m. Akar tanaman karet merupakan akar tunggang yang mampu menopang batang yang tumbuh tinggi dan besar. Batang tanaman karet biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi. Batang tanaman karet mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet berwarna hijau, apabila akan rontok maka berubah warna menjadi kuning atau merah. Daun karet ini terdiri dari tangkai daun utama sepanjang 3-20 cm dan tangkai anak daun sepanjang 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya terdapat tiga anak daun pada satu tangkai utama daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing dan tepinya rata.
Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Bunga karet biasanya terletak di antara payung satu dengan payung yang lain dengan jarak antar payung cukup jauh. Kepala putik pada bunga ini berjumlah tiga buah sedangkan bunga jantan memiliki sepuluh benang sari yang menyatu. Buah karet memiliki pembagian ruang yang jelas. Masing-masing ruang berbentuk setengah bola dan di dalam setiap ruang buah terdapat biji karet. Jumlah biji biasanya tiga atau enam buah sesuai dengan jumlah ruang.
Manfaat
Dapat diambil lateksnya untuk bahan baku pembuatan aneka barang keperluan manusia. Sampingan lain dari tanaman karet yang memberikan keuntungan adalah kayu atau batang pohon karet Biasanya tanaman karet yang tua perlu diremajakan dan diganti dengan tanaman muda yang masih segar dan berasal dari klon yang lebih produktif. Tanaman tua yang ditebang dapat dimanfaatkan batangnya atau diambil kayunya.
Pohon, tanaman memanjat atau perdu, jarang semak, sangat kerap dengan getah. Daun duduknya sangat berlain-lainan, tunggal. Daun penumpu rontok atau tidak rontok; kalau rontok meninggalkan bekas yang jelas kadang-kadang bersatu. Bunga tersusun dengan bermacam cara, kadang-kadang dalam bulir rapat, kerapkali pada dinding bagian dalam dari dasar bunga utama yang berdaging (buah periuk). Buah periuk bentuk bola atau bentuk “buah peer” dan hanya terbuka pada ujung (mulut). Bunga berkelamin satu, berumah 1 atau 2. Bunga jantan : daun tenda bunga 4; benang sari kerapkali sebanyak itu; kepala sari beruang 2. Bunga betina : daun tenda bunga kerapkali 4, lepas atau melekat, tidak rontok dan kerapkali membesar setelah mekar; bakal buah menumpang atau tenggelam, beruang 1, bakal biji 1; tangkai putik 1 – 2. Sebagian dari bunga kadang-kadang berganti bentuk menjadi bunga gal (bunga yang disebabkan sekresi serangga dipacu pertumbuhannya menjadi melembung, peny) pada genus Ficus. Buah kecil, serupa buah batu atau dengan dinding lunak, kadang-kadang terkumpul menjadi buah majemuk atau buah semu.
Contoh : Ficus elastic, Ficus septic, Artocarpus integra, Artocarpus heterophylla.
Nangka
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Urticales
Famili: Moraceae (suku nangka-nangkaan)
Genus: Artocarpus
Spesies: Artocarpus heterophyllus Lam
Deskripsi
Pohon Artocarpus heterophyllus memiliki tinggi 10-15 m. Batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun A. heterophyllus tunggal, berseling, lonjong, memiliki tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-5 cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga nangka merupakan bunga majemuk yang berbentuk bulir, berada di ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval, dan berbiji coklat muda
Manfaat
Daun tanaman ini di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi Selain itu daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan karbohidrat. Sedangkan biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik. Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai antispasmodic dan sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagog. Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tannin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B. Bioaktivitasnya terbukti secara empirik sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan antihipertensi.
Semak atau tumbuh-tumbuhan berkayu, kebanyakan tumbuh-tumbuhan membelit, sering dengan getah. Daun tersebar, tunggal, kadang-kadang tanpa daun penumpu. Bunga kebanyakan beraturan, berkelamin 2, berbilangan 5 – 4. Kelopak berdaun lepas. Mahkota berdaun lekat, dengan taju dalam tunas terletak seperti katup, melipat. Benang sari berseling dengan taju mahkota. Bakal buah menumpang, beruang 2 – 5. Tangkai putik 1 atau 2. Buah kotak dengan biji sedikit.
Contoh : Porana paniculata, Ipomoea alba, Ipomoea aquatic, ipomoea batatas.
Ubi Jalar
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus: Ipomoea
Spesies: Ipomoea batatas Poir
Deskripsi
Habitus : herba, semusim, panjang ± 5 m. Batang : bulat, bercabang, lunak, bergetah, beruas, tiap buku bisa tumbuh akar, membentuk umbi, hijau pucat. Daun : tunggal, bertangkai, bulat, ujung runcing, tepi rata, pangkal ramping, pertulangan menyirip, panjang 4-14 cm, lebar 4-11 cm, hijau. Bunga : majemuk, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, bertaju lima, hijau, mahkota bentuk corong, panjang 3-4,5 cm, putih, benang sari lima, melekat pada mahkota, putik bentuk benang, kepala putik kecil, putih. Buah : kotak, bulat telur, beruang 2-4, masih muda hijau setelah tua hitam. Biji : kecil, diameter ± 1 mm, putih kotor. Akar : tunggang, putih
Manfaat
Daun berkhasiat sebagai obat bisul, obat penurun panas, dan obat luka bakar. Ubi merah mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker, mengontrol kadar gula darah, dan menjaga daya ingat (anti pikun).
Pohon atau semak, dengan damar atau getah. Daun selalu berhadapan bersilang, tunggal, bertulang daun menyirip, kerapkali tanpa daun penumpu. Bunga beraturan berkelamin 1 atau 2, berumah 1 atau 2. Daun kelopak atau mahkota kerapkali lepas, bervariasi antara 2 – 7. Benang sari banyak, lepas atau bersatu dengan beberapa macam cara, bentuk sangat berbeda, kadang-kadang semua atau sebagian tidak sempurna. Bakal buah menumpang, beruang 1 sampai banyak; bakal biji 1 sampai lebih per ruang. Buah kotak, buni atau buah batu.
Contoh : Garcinia dulcis, Garcinia mangostana, Calophyllum inophyllum L.
Manggis
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Theales
Famili: Clusiaceae
Genus: Garcinia
Spesies: Garcinia mangostana L.
Deskripsi
Manfaat
Buah manggis memiliki komponen gizi yang meliputi: air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin (C,B1 dan E), fosfor, kalsium, besi, alpha-magostin, beta-magostin, gamma-magistin, gentamisin, xanthone, polifenol, dan antosianin. Dengan kandungan-kandungan ini maka manggis dapat digunakan untuk: (1) Sebagai antioksidan,anti-inflamasi, antibakteri, antibiotik, anti-jamur, anti-radang; (2) Mencegah pertumbuhan sel kanker (tumor); (3) Memperlambat pertumbuhan sel leukemia; (4) Meng- obati penyakit diabetes melitus; (5) Mengurangi berat badan bagi penderita diabetes; (6) Menghambat pertumbuhan virus mematikan, seperti viirus HIV-1; (7) Mencegah oksidasi kolesterol LDL yang dapat menyebabkan peryumbatan pembuluh darah; (8) Mendorong terjadinya mensturasi; (9) Me- ningkatkan penglihatan sewaktu malam dan mencegah kebutaan; (10) Menghambat serangan jantung; (11) Melindungi membran sel lemak dari oksidasi, serta asam amino tirosin dari reaksi oksidan peroksii nitrit; (12) Mencegah poliferasi protein abnormal yang dapat menyebabkan kebutaan; (13) Menetralisir enzim yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan; (14) Memperbaiki protein yang rusak pada dinding pembuluh darah; (15) Mengobati reaksi alergi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.plantamor.com/ di akses pada tanggal Jum’at, 3 Juni 2011
http://www.scribd.com/ diakses pada Kamis, 2 Juni 2011
Steenis, C.G.G.J van. 1981. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita
Steens, C. 1981. Flora. PT. Prodnya Paramita. Jakarta Pusat
Tjitrosoepomo, Gembong. 1979. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1984. Botani Umum 3. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar