- METODOLOGI PENELITIAN
- Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
- Alat tulis
- Kertas buram
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
- Tanaman paku
- Bagian tanaman pinus
- Tanaman lumut
- Tanaman rumput gajah
- Tanaman ganggang
- Tanaman babandotan
- Prosedur Kerja
- Amati masing-masing bagian dari masing-masing tanaman.
- Gambarkan tanaman tersebut sesuai apa yang dilihat.
- Beri keterangan dan deskripsikan tanaman tersebut.
- Lakukan identifikasi dengan buku determinasi
- PEMBAHASAN
- Kunci Determinasi
Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama tumbuhan atau hewan yang belum diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci yang dapat digunakan dengan mudah, cepat serta hasil yang diperoleh tepat. Pada umumnya kunci disusun secara menggarpu (dikotom), memuat ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Artinya, apabila suatu makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lainpasti gugur. Dikenal dua macam kunci determinasi, yaitu kunci determinasi bertakik (Idented Key) dan kunci determinasi paralel (Bracketed Key).
Hasil identifikasi
1.a. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga . . . . . . . . . . . .2
2.b. Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun) .. . . . . . . . . . . .3
3.b. Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut diatas……………………………………………………………...4
4.b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput.Daun dan (atau) bunga berlainan dengan yang diterangkan diatas …………………………6
6.b. Dengan daun yang jelas ……………………………………………...7
7.b. Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya …9
9.b. Tumbuh-tumbuhan tidak memanjatdan tidak membelit ……………10
10.b. Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi rozet ……………….11
11.a. Tulang daun dan urat daun sejajar satu dengan yang lainnya menurut panjang daun, tebal tulang daun, urat daun kerap kali hanya berbeda sedikit. Daun kebanyakan berbentuk garis sampai lanset, kerap kali tersusun dalam 2 baris. Pangkal daun kerap kali jelas dengan pelepah yang memeluk batang. Bunga kerap kali berbilangan 3. Kebanyakan berupa herba dengan akar rimpang, umbi atau umbi lapis (golongan 5) ………..67
67.b. Tepi daun rata atau berduri temple sangat kecil …………………...69
69.a. Dauin berkarang (tumbuhan air yang tenggelam .. . .. .. .. .. .. ... .. .. … .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. … .18. Familia Hydrocharitaceae
Tanamann yang dimaksud adalah Hydrilla verticallata
Tanaman air tawar yang tenggelam, panjang 0,2-2 m. daun bergerigi-bergerigi, panjang 1-4 cm. Sarung terdapat sendirian di dalam ketiak daun. Tanaman berumah dua. Bunga berkelamin satu, terdapat sendiri dalam sarung,putih atau jambon. Bunga jantan, panjang sarung sakitar 1 mm. Bunga sebelum membuka sudah dilepaskan, naik ke atas permukaan. Disana membuka dan mengapung di atas kelopak daun yang cekung. Daun kelopak dan mahkota panjang 2 mm, benang sari 3, dimuka daun kelopak. Bunga betina : sarung berbentuk tabung, panjang 4-5 mm. Daun kelopak dan daun mahkota panjangnya IK 3 mm. Bakal buah pada ujungnya diperpanjang menjadi sarung yang panjang, yang berbentuk seperti benang, yang persis menonol di atas permukaan air. Kepala putik 3. Buah berduri ditempel yang lunak, berbiji 2-6 Pebr-sept. Digenangan dan sawah 5-1600 m. Ganggang, S, J, Lukut Cai. S
- Paku
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Polypoditae
Ordo: Polypodiales
Famili: Dryopteridaceae
Genus: Nephrolepis
Spesies: Nephrolepis exaltata var. bostoniensis (L.) Schottg
Deskripsi
Habitat
Nephrolepis pada umumnya hidup ditanah tapi ada juga yang hidup secara epifit. Nephrolepis dapat ditemukan pada dataran tinggi, daerah kering seperti padang pasir, daerah berair atau area-area terbuka. Selain itu dapat ditemukan 4 tipe habitat Nephrolepis yaitu, hutan rindang yang memiliki celah permukaan berkarang, khususnya yang terlindung dari sinar matahari, terdapat di daerah rawa dan tergenang air, dan tumbuh sebagai epipit pada pohon-pohon tropik.
Daun
Daun pada spesies ini terdapat percabangan pada tulang daun. Ujung dari urat daunnya yang menjari tidak sampai menyentuh tepi daun dan bebas, pada ujung urat daun perdapat sporangium yang tertata dengan rapi disepanjang tepi daun. Daun tumbuhan paku ada beberapa macam, yaitu tropofil (daun khusus untuk fotosintesis, tidak mengandung spora), sporofil (daun penghasil spora), dan yang kecil-kecil disebut mikrofil, dan yang besar disebut makrofil. Pada spesiens ini daunnya ternasuk mikrofol.
Ujungnya seringkali bebas, ada yang tidak mencapai tepi, sampai atau sangat dekat dengan tepi atau bahkan sampai diluar tepi daun seperti pada Hymenophyllaceae.
Tumbuhan ini memiliki permukaan daun yang halus dan besisik. Ukuran pada umumnya panjang mencapai 2cm dengan lebar 1cm. Bentuk daun menjorong dan ujungnya terbelah, sedangkan pada tepi daunnya bergerigi.selain itu spesies ini juga mempunyai ental yang bertumpuk di atas permukaan, yaitu adanya daun muda yang mengulung.
Pada umumnya neprhrolepis memiliki daun berwarna hijau sebagai organ fotosintesis, serta memiliki hidatoda pada sisi atas daun. Daun-daun ini dibagi menjadi 3 tipe ;
1. Tropofil, daun yang menghasilkan gula untuk fotosintesis.
2. Sporofil, daun yang menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.
3. Bropofil, daun yang menghasilkan lebih banyak spora, lebih besar dari daun-daun yang lain.
Batang
Batang Nephrolepis berbentuk bulat, tetapi pada spesies ini terdapat seperti lekukan dipermukaannya sepanjang batang tersesut. umumnya merupakan tanaman kecil dengan sedikit daun, tingginya kurang dari 0.5m tinggi. Warna batang kecoklatan.permukaan halus akan tetapi seperti tedapat rambut-rambut yang sangat halus pada batangnya.
Akar
Umumnya tumbuhan ini memiliki akar yang serabut, begitu juga pada spesies Nephrolepis sp. memiliki akar yang tumbuh di bawah permukaan tanah, bersifat non fotosintesis, befungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah. Akar-akar ini menyerabut dan strukturnya sangat kecil.
Sporangium
Umumnya susunan letak sporangium, (spora dihasilkan didalam kotak spora) paku ada beberapa macam yaitu:
1. Sorus : sporangium dalam kotak sporangia terbuka atau berpenutup (indusium).
2. Strobilus : sporangia, membentuk suatu karangan bangun kerucut bersama sporofilnya.
3. Sporokarpium : sporangia dibungkus oleh daun buah (karpelium).
Pada spesies ini sori atau sorus terletak di permukaan daun, lebih tepatnya pada ujung urat daun dan tertata dengan rapi di tepi daun sehingga mengelilingi daun tersebut.
Reproduksi Nephrolepis
Nephrolepis memilki fase gametofit yang hidupnya bebas. Beberapa ciri reproduksi Nephrolepis:
1. Fase sporofit (diploid) yang menghasilkan spora haploid melalui pembelahan miosis.
2. Spora tersebut tumbuh melalui bagian selnya menjadi gametofit, untuk fotosistesis protalus.
3. Gametofit tersebut menghasilkan gamet (sel sperma dan sel telur) melalui pembelahan mitosis.
4.Selanjutnya sperma membuahi sel telur dengan cara manggabungkan diri pada protalus.
5. Pembuahan sel telur menghasilkan zigot yang diploid dan berkembang melalui pembelahan miosis sehingga menjadi sporofit (tumbuhan Nephrolepis).
Siklus Hidup
Daur hidup tumbuhan paku terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang.
Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.
Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).
Manfaat
Selain sebagai tanaman hias, Nephrolepis ini memiliki manfaat yang istimewa khususnya pada Nephrolepis Exaltata, pelitian Badan Antariksa AS (NASA) menyebutkan tanaman ini sebagai penyerap paling efektif, terutama formaldehid, xylene, trichlloroethylen, dan karbon monoksida. NASA bahkan merekomendasi tanaman ini diletakkan dalam ruangan, karena mampu menyerap formaldehid dari tembok maupun furniture. Selain mudah dikembangkan, mudah perawatannya, tanaman ini pun relative murah harganya. Selain itu dari segi ekonomi, Nephrolepis memilki manfaat :
1.Sebagai bahan pembuatan obat cacing.
2.Dapat mengobati kanker perut.
3.Digunakan sebagai bahan bangunan di derah-daerah tropis.
4. Sebagai sayur-sayuran.
- Pinus
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Coniferophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili: Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies: Pinus merkusii Jungh.& De Vr
Deskripsi
Pohon pinus besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m, diameter 60-80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk piramid, setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang 16-25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2-4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.
Buah: Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm.
Benih: Bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22-30 mm, lebar 5-8 mm. Sayap melekat pada benih dengan penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar sayap, sehingga benih tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas bila kelembaban benih meningkat. Umumnya terdapat 35-40 benih per kerucut dan 50.000-60.000 benih per kg.
Manfaat
Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunanringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis. Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batiksedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.
- Lumut
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Marchantiophyta
Kelas: Marchantiopsida
Ordo: Marchantiales
Famili: Marchantiaceae
Genus: Marchantia
Spesies: Marchantia polymorpha
Deskripsi
Lumut ini disebut lumut hati karena lembaran daun (lobus) yang menyerupai hati pada hewan. Tumbuhan ini berklorofil, hidup di tempat yang lembab dan tumbuh pada permukaan yang terlindung dari sinar matahari secara langsung. Hidup dan menempelkan tubuhnya pada tanah dengan menggunakan rhizoidnya sebagai akar. Tumbuhan ini mempunyai batang yang bercabang dengan bagian-bagian berupa daun yang mempunyai ibu tulang tetapi belum mempunyai berkas pengangkut. Pada sisi rusuk tengah terdapat badan-badan dengan tepi bergigi. Lumut hati berwarna hijau, dengan tubuh terbagi menjadi beberapa lobus dan pada bagian ujung terbelah dua. Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun. Di dalam sporongia beberapa lumut hati sel-selnya terbentuk kumparan yang muncul dari kapsul ketika kapsul tersebut membuka, yang membantu menyebarkan spora.
Lumut hati mempunyai bentuk yang sederhana dan thallus bersifat radial, bentuk seperti pita atau hati, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu dan mempunyai satu rusuk tengah yang tidak begitu jelas menonjol. Selain itu, pada bawah thallus terdapat rhizoid yang bersifat fototrop dan dinding selnya mempunyai penebalan ke dalam membentuk seperti sekat yang tidak sempurna. Pada sisi bawah terdapat selapis sel yang menyerupai sisik perut.
Permukaan atas thallus mempunyai lapisan kutikula, oleh sebab itu tidak mungkin dilalui oleh air. Sisa jaringan thallus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil atau sangat miskin klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan. Pada sisa atas rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi bergerigi yang merupakan piala eram atau keranjang eram. Badan-badan tersebut berguna sebagai alat pembiakan vegetatif bagi gametofit. Kemudian gametangium tersebut menggulung dan mengadakan percabangan hingga akhirnya membentuk satu badan seperti bintang.
Lumut hati berkembang biak secara kawin dan tak kawin atau secara seksual maupun aseksual. Secara kawin/seksual dengan arkhogenium atau alat kelamin betina dan antheridium atau alat kelamin jantan yaitu dengan membentuk gamet jantan (anteridium) dan gamet betina (arkogenium), kedua gamet ini terbentuk pada gametofit. Dalam siklus fase gametofit lebih dominan daripada fase sporofit. Secara aseksual, dengan cara membentuk spora dan pada sporofit membentuk gemma, yaitu titik tumbuh berbentuk cawan yang terletak pada bagian dorsal tumbuhan.
Manfaat
- Menahan erosi
- Obat-obatan = obat radang hati
- Rumput Gajah
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpureum Schumacher
Deskripsi
Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.
Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur. Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah mlongsor akibat erosi. Morfologi rumput gajah yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama.
Manfaat
Untuk makan ternak. Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah longsor akibat erosi. Morfologi rumput gajah yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama.
- Ganggang
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Alismatidae
Ordo: Hydrocharitales
Famili: Hydrocharitaceae
Genus: Hydrilla
Spesies: Hydrilla verticillata (L. f.) Royle
Deskripsi
Tanaman ini terendam, berakar (biasanya) abadi dengan panjang, berotot percabangan batang yang sering mencapai permukaan dan bentuk tikar padat. Batang akan dibahas dalam kecil, menunjuk, sering bergerigi daun diatur dalam 4-8 whorls. Midribs Daun sering kemerahan dengan satu atau lebih duri tajam. Umbi kecil bawah tanah pucat terjadi menempel pada akar. Bunga putih kecil tumbuh di atas garis air pada tangkai.
H. verticillata menunjukkan tingkat plastisitas penotyoic (penampilan fisik variabel) menanggapi usia, kondisi habitat, dan kualitas air. Percabangan umumnya jarang dalam porsi terendam tanaman, cenderung menjadi berlimpah pada permukaan.
Manfaat
Algae dimanfaatkan manusia dalam banyak cara. Di negara-negara yang banyak dijumpai algae merah dan coklat, organisma ini digunakan sebagai pupuk. Tanah diatom, yang pada dasarnya merupakan sisa ganggang mati (diatom) digunakan sebagai bahan penggosok dalam pekerjaan-pekerjaan penggosokan. Juga telah dimanfaatkan untuk membuat penginsulasi panas dan dalam beberapa macam filter.
Algae dimanfaatkan sebagai makanan, terutama di negara-negara Timur. Orang Jepang membudidayakan dan memanen Porphyra, suatu ganggang merah, sebagai tanaman pangan. Ganggang merah menghasilkan dua poliskarida yang penting, keregen (lumut Irlandia) dan agar. Kedua bahan ini digunakan sebagai bahan pengemulsi, pembentuk sel, dan pengental dalam banyak makanan kita.
Sebagai kelompok algae bukanlah penyebab infeksi yng penting pada manusia.Meskipun hanya beberapa algae bersifat patogenik, satu diantaranya yaitu Prototheca, telah dilaporkan sebagai patogen yang mungkin menyerang manusia. Organisme itu ditemukan pada infeksi-infeksi sistemik dan subkutan, juga dalam bursitis, suatu peradangan pada persendian. Beberapa algae asal udara diimplikasikan dengan alergi karena penghirupan. Beberapa spesies menjadi parasit pada tumbuhan tingkat tinggi.
Beberapa Algae Akuatik menghasilkan toksin yang letal terhadap ikan dan hewan-hewan lain. Beberapa algae laut an menimbulkan kematian binatang akuatik dengan menghasilkan neurotoksin atau racun syaraf (salah satu racun paling ampuh yang diketahui).
- Babandotan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.
Deskripsi
Tempat tumbuhnya dari 1 sampai 2100 meter dpl. Tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air. Pengembang biakannya dapat dilakukan dengan penyebaran biji. Familia Asteraceae, berakar tunggang. Memiliki daun berwarna hijau, tunggal, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, daun bawah berhadapan dan bertangkai pendek berwarna hijau, helaian daun bulat telur. Memiliki bunga kecil dan berwarna ungu, dasar bunga bersama tanpa sisik, bunga sama panjang dengan pembelut, majemuk, di ketiak daun, bentuk malai rata panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih atau ungu, Akar tunggang, putih kotor. Batang bulat berambut jarang, tegak atau terbaring. Habitus herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm.
Manfaat
Daun dan bunga babadotan mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Selain itu, daunnya mengandung minyak asiri, Daun babadotan berkhasiat sebagai obat luka baru, wasir, sakit dada, mata dan perut. Sementara akarnya dapat digunakan sebagai obat demam.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.plantamor.com/ di akses pada tanggal Jum’at, 3 Juni 2011
http://www.scribd.com/ diakses pada Kamis, 2 Juni 2011
Steenis, C.G.G.J van. 1981. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita
Steens, C. 1981. Flora. PT. Prodnya Paramita. Jakarta Pusat
Tjitrosoepomo, Gembong. 1979. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1984. Botani Umum 3. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar